Angin perubahan di depag memang tengah berjalan, tp sepertinya perubahan yang terjadi tidaklah sesuai dengan arus besar perkembangan masyarakat madani yang dicita-citakan. Betapa tidak, semaian masyarakat sipil yang dibangun dengan paradigma kehidupan sosial baru yang modern n solutif bahkan menjadi contoh terbaik dari rentetan sejarah ummat Islam Indonesia atas masalah keummatan nyata dan substantif terancam dibunuh justru oleh "ibunya-sendiri" .


Agenda penutupan atau peleburan lembaga zakat ke badan zakat sebagai bentuk penataan sah-sah saja, tentunya masih akan diuji dalam proses "legalisasi- publik".

Namun terlepas dari proses tersebut, paling tidak sesungguhnya bukan penataan zakat, melainkan tsunami zakat indonesia. Dikatakan tsunami, karena ketika Lembaga Zakat dibubarkan akan terjadi hal sebagai berikut:

1. Ratusan amilin akan resign ke lembaga nir-laba lain dan akan diterima dengan tangan terbuka, karena amil-amil zakat ala LAZ merupakan profesional- aktivis,
2. Sebagian amilin akan membentuk lembaga baru karena lembaga zakat mereka dibubarkan dan akan semakin kuat lembaga nirlaba non agama di Indonesia,
3. Sebagian lembaga zakat akan merubah diri menjadi lembaga sosial/nirlaba.
4. Akan terjadi booming orang miskin tak terlayani, puluhan bahkan ratusan program yang didalamnya bergantung ribuan mustahik akan terlantar. Anda mengenal program Rumah Sakit Gratis ataw Layanan Kesehatan Cuma-cuma, Tebar Hewan Kurban atau Sebar Hewan Kurban, Tanggap Bencana, Pemberdayaan Ekonomi, Layanan Mustahik serta puluhan program lainnya yang sudah tersistem bahkan menjadi bagiandari denyut sosial masyarakat pada beberapa tempat.
5. Penghimpunan zakat tidak lantas langsung semuanya beralih ke BAZ, karena berzakat adalah soal kepercayaan, sekalipun diwajibkan. beberapa contoh terakhir pengharaman atau pewajiban sesuatu tidak berjalan efektif, ataw justru menguatkan resistensi pada masyarakat. Contoh sederhana, pengharaman bunga bank, tidak mendongkrak signifikan penghimpunan dana di bank syariah.
6. Sangat mungkin justru yang terjadi pembangkangan zakat masyarakat, apakah bisa lantas pemerintah melakukan sikap seperti Abu Bakar Ashshidiqqi ?.

Dengan kondisi tersebut, apakah agenda peleburan/pembubara n lembaga zakat ke badan zakat patut disebut sebagai Penataan atau Arsitektur Zakat Nasional ?. Atau justru yang tengah dilakukan adalah negara melakukan Tsunami Zakat Indonesia... .

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Tuesday, March 03, 2009  

Banda Aceh-Proses Rehabiltasi dan Rekonstruksi di Aceh merupakan suatu prestasi yang dihasilkan oleh berbagai usaha bersama baik pemerintah Pusat, BRR Aceh-Nias, pemerintah Aceh, Negara-negara asing yang telibat, NGO serta perwakilan lembaga donor lainnya adalah bentuk kebersamaan dan rasa kebersamaan untuk membangun Aceh yang lebih baik.

Demikain disampaikan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerjanya ke propinsi Aceh, senin 23/2

SBY memberi apresiasi terhadap kemajuan yang pembangunan di Aceh terutama dalam membangun perekonomian yang tumbuh dan berkembang pesat, ini yang membuat saya terharu ketika menerima laporan kemajuan ekonomi Aceh yang sangat jauh berbeda dengan tahun sebelum program rehab-rekon dimulainya. Tambah SBY

Presiden mengajak, seluruh elemen sipil yang telah membantu Aceh tetap bersemangat dan bersama untuk meneruskan pembangunan di Aceh, walaupun BRR sudah berakhir masa tugasnya nanti.

Keberlangsungan kehidupan masyarakat di bumi Aceh sudah mulai berdenyut, pertumbuhan ekonomi yang sinigfikan menujukan bahwa proses rehab rekon terjadi di Aceh dalam pandangan nasional menunjukan hasil seperti yang diharapkan. Tambah SBY

SBY menengaskan, bahwa selama kepemimpinannya di tingkat Nasional, yang paling utama untuk tetap menyukseskan proses rehabiltasi dan Rekonstruksi di Aceh sampai tuntas, sehingga segala permasalahan kemiskinan seperti yang dilaporkan oleh Gubernur Aceh dapat di atasi dengan bersama dan bijaksana.

Presiden meminta alokasi anggaran sebesar 3,5 trilyur yang telah di setujui pemerintah pusat untuk melanjutkan pembangunan di Aceh dan Nias, agar benar-benar di manfaatkan sampai pada sasarannya, jangan sampai terdengar penyelewengan terjadi dengan dana sebanyak itu.

“anggaran desa yang telah diusulkan oleh gebernur Aceh sangat mendukung untuk progam pengentasn kemiskinan di Aceh, oleh karena itu gunakan sebaik mungkin dana sebesar itu, gunakan pada sasaranya, jangan sampai terjadi pemborosan, sehingga dana yang cukup besar jumlah dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, terutama dalam pengembangan usaha mandiri, pungkas SBY.

Presiden mengharapkan Kredit usaha rakyat, bantuan permodalan dangan proses yang mudah, gunakanlah untuk berusaha, usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, usaha yang halal, usaha yang membantu membantu masyarakat.

“jika usaha ini dikelelola dengan baik, maka pertumbuhan ekonomi Aceh di masa yan akan datang lebih maju dan siap bersaing dengan daerah lain yang ada di Aceh, dengan demikian kemiskinan terus berkurang kesejahteraan terus meningkat, sehingga kedepan tidak ada lagi muncul konflik baru di Aceh Tambah kepala Negera

SBY berjanji, tetap terus membantu Aceh sampai berakhir masa kepresidenan nantinya, dengan bantuan ini niscaya untuk mengerakkan pembangunan ekonomi Aceh yang lebih baik di masa medatang. K48[]


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Tuesday, February 24, 2009  

Banda Aceh-Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, meresmikan proyek yang berjumlah 715, 3 Milyar Rupiah yang mencakup segala aspek di dalamnya.


Demikian disampaikan kepala badan pelaksana BRR Aceh-Nias, kuntoro mangkusubroto kepada wartawan dihadapan presiden SBY di taman Aceh Thanks The Word, Banda Aceh, senin 23/2

Selama 4 tahun berdirinya BRR Aceh-Nias, telah berhasil membangun sejumlah fasilitas yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami terjadi di Aceh, diantaranya 134 ribu unit rumah, 3.600 jalan baru, 12 bandara, 20 pelabuhan laut. 1.500 unit sekolah termasuk 3.9000 guru yang dibekali dengan standar nasional, 1000 fasilitas kesehatan, 987 kantor pemerintah.

Disektor perekonomian kuntoro menjelaskan, BRR Aceh-Nias, telah membantu 195 ribu UKM dan 70.000 hektar pertanian kembali produksi, banyak bantuan disektor perekonomian ini untuk mendukung keberlangsungan pembangunan Aceh dimasa yang akan datang.

Di akhir masa tugas yang tidak lama lagi, BRR Aceh-Nias terus berusaha untuk membangun yang belum siap dilaksanakan, semua itu adalah tanggung jawaab kami, yang semestinya kami melanjutkan, nantinya walaupun usia hanya tinggal dua bulan lagi, tambah kuntoro.

Sementara itu gubernur Aceh irwandi Yusuf, mengatakan bantuan yang diberikan pemerintah pusat melalui BRR Aceh-Nias, cukup bermakna dalam membangun Aceh akibat tsunami.

Hanya saja, bantuan tersebut tidak cukup disini saja, mengingat penduduk Aceh saat ini 23.53 persen masih miskin, hal itu disebabkan konflik masa lalu, tsunami dan krisis global yang melanda dunia ini. Oleh karena itu lanjutan pembangunan di Aceh disamping melanjutkan pembangunan yang ditinggalkan BRR Aceh-Nias Nantinya, juga di hadapi masalah kemiskinan di Aceh, tambah irwandi

Oleh karena itu pemerintah Aceh melakukan berbagai macam cara untuk mengentaskan kemiskinan terjadi di Aceh hari ini, salah satunya dengan bekerjasama dengan berbagai investor, dan bangsa-bangsa yang berada di belahan dunia untuk terus membantu Aceh. Imbuhnya

Irwandi menambahkan, solusi untuk mengatasi kemiskinan terjadi di Aceh saat ini, dengan upaya pengalokasikan anggaran APBA setiap desa sebesar 100 juta rupiah untuk 6011 desa yang tersebar di Aceh, hal demikian tentunya belum cukup untuk membantu pengentasan di Aceh.

Oleh karena itu, Gubernur Irwandi meminta presiden SBY agar menyetujui serta mamasukan pos anggaran khusus terhadap pembinaan desa tertinggal yang ada di Aceh sesuai dengan kemampuan keuangan Negara.

Sehingga dengan adanya alokasi tersebut, pengentasan kemiskinan terjadi di Aceh seyogyanya bisa di atasi bersama sesuai dengan target dan tujuan pembangunan nasional di bawah SBY-JK. Tandas Irwandi. K48[]


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Tuesday, February 24, 2009  

Presiden Republik Indonesia, meminta pemerintah Aceh agar mempermudah peraturan untuk pengurusan Kredit Usaha Rakyat bagi usaha kecil dan menengah. Hal itu di ungkapkan SBY setelah menerima laporan sulitnya mengurus kredit di Aceh. Senin 23/2


“sehingga banyak usaha kecil tidak bisa berkembang dengan pesat di Aceh, maka saya meminta kepada kepala daerah agar benar-benar memperhatikan sebaiknya proposal yang masuk, sehingga seluruh masyarakat aceh bisa menikmati hasil damai yang telah kita peroleh bersama, ujar SBY

“jika usaha ini dikelelola dengan baik, saya yakin kedepan pertumbuhan ekonomi Aceh di masa yang akan datang lebih maju di bandingkan dengan daerah lain yang ada di Indonesia, lanjutnya

SBY menambahkan, seyogyanya Aceh sudah sepatutnya menjadi contoh bagi tingkat nasional dalam pengentasan kemiskinan terjadi di Aceh, maka saya meminta jangan ada yang menghambat bagi penyaluran kredit usaha rakyat.

Dengan adannya sistem pemerataan, dengan tidak membelakangi peraturan, makan kemiskinan terus berkurang, kesejahteraan terus meningkat, sehingga kedepan tidak ada lagi muncul konflik baru di Aceh Tambah kepala Negera.

“Selama masa 4 tahun ini, pertumbuhan ekonomi Aceh terus berkembang, dangan bantuan dari pihak-pihak donor lainnya, maka kedepan dengan tidak ada donor, tentunya tanggung jawab pemerintah daerah untuk membantu mereka, maka saya meminta permudahkan kredit Usaha rakyat ini. Tandas SBY[]


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Tuesday, February 24, 2009  

Kondisi Aceh saat ini sudah sangat kondusif, jauh berbeda dengan apa yang diberitakan oleh media massa selama ini di Aceh, demikian disampaikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, saat mengujungi Aceh, senin 23/2


“saya merasa sangat bahagia sekali saat menginjak kaki di bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), dengan kondisi Aceh sudah sangat kondusif, ini berarti suatu kemajuan yang dilakukan pihak terkait dalam menjaga perdamaian di Aceh terutama pemerintah Aceh yang sudah menujukan kerja yang begitu amanah, Kata SBY

Susilo, menambahkan, ini suatu rahmat yang harus kita syukuri bersama berkat perdamaian terjadi antara GAM dan RI merupakan hasil puncak untuk mengakhiri konflik bersenjata terjadi di Aceh.

Keramaian dan keramahtamahan terjadi dilingkungan masyarakat Aceh merupakan wujud nyata masyarakat Aceh menanti kehidupan yang sejahtera di masa mendatang, kami tahu masyarakat Aceh sudah jenuh dengan kehidupan konflik, maka sudah seyogyanya masyarakat ingin perubahan di Aceh, tambah presiden RI.

SBY menambahkan, konsekwensi pemerintah pusat tetap menjaga perdamaian di Aceh agar masyarakat bisa hidup bebas dalam membangun negeri ini, peresmian sejumlah proyek-proyek besar yang di bangun oleh Badan Rehabiltasi dan Rekonstruksi Aceh merupakan konseksus (konsekwensi dan serius) merawat perdamaian Aceh dengan pembangunan.

“ini semua tidak berjalan apa-apa jika tidak di dukung oleh semua elemen yang terlibat konflik di Aceh, oleh karena itu mengakhiri konflik yang berkepanjangan terjadi di Aceh adalah usaha bersama untuk membangun negeri yang terporak-poranda akibat tsunami dan konflik. Imbuhnya

Hanya satu bahasa yang ingin saya sampaikan disini yaitu, menjaga dan merawat perdamaian secara permanen yang harus di ciptakan, karena in sangat terasa saat saya menginjak kaki pertama kali di Aceh, sangat jauh berbeda dengan dua tahu yang lalu. Ujar SBY

SBY mengajak, segenap warga Aceh terus membantu pemerintah dalam upaya membangun dan mejaga perdamaian secara permanen terjadi di Aceh sehingga Aceh dengan mudah kita bangun. Tegasnya.[]


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Tuesday, February 24, 2009  

Masyarakat Dunia merasakan nikmatnya perdamaian terjadi di Aceh, hal itu di ungkapkan sejumlah elemen sipil pada saat menghadiri acara Internasional Conference On Aceh and Indian Ocean Studies II yang dipusatkan di program pascasarajana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, senin 23/2


Acara yang dihadiri sejumlah masyarakat dunia, para akademisi, NGO internasional, NGO local, BRA, Pemda NAD serta para kepala daerah tingkat II yang ada dalam Nanggroe Aceh Darussalam, di sponsori oleh Asia Researsh institute (ARI).

Rektor IAIN Yusny saby, mengatakan, terselenggarakannya acara ini merupakan wujud partisipasi masyarakat internasional tetap mendukung perdamaian terjadi di Aceh, kini bagaimana harus kita menjaga dan merawat perdamaian yang telah berlangsung di Aceh.

Konflik sipil dan pengobatannya, satu solusi dan masukan yang diberikan oleh seluruh elemen sipil untuk tetap bersama menjaga Aceh yang lebih baik di masa yang akan datang. Ujar Yusny

Yusny menambahkan, terpilihnya Ar-Raniry sebagai tempat penyelenggarakan acara ini, tak lain karena kepercayaan terhadap IAIN sudah menujukan hasil, ini adalah kumpulan dari 3 (tiga) universitas yang terlibat dalam penyelesaian konflik Aceh, yaitu IAIN Ar-Raniry, Unsyiah dan Unimal.

“kedepan bagaimana peran akademik dan ilmuan untuk merawat perdamaian Aceh yang permanen, maka Conference ini akan menghasilkan bagaimana pola dan bentuk membangun Aceh yang lebih baik di masa mendatang, ungkap Yusny

Yusny saby mewakili tuan rumah, menambahkan, kedepan masyarakat aceh bukan hanya menerima bantuan dari pihak luar saja, akan tetapi bagaimana memberikan untuk orang lain, karena aceh sudah sangat berpengalaman dalam mengatasi konflik.

Hal senada juga disampaikan, perwakilan ARI Michael Feener, disela-sela pembukaan Conference di mulai, pihaknya merasa kagum dan terharu melihat kemajuan perdamaian di Aceh.

“ini suatu prestasi yang membangggakan, sehingga kenikmatan perdamaian bukan hanya dinikmati oleh elemen bertingkai saja, akan tetapi seluruh masyarakat dunia, buktinya kami disini sangat aman dan damai, tambah direktur Ari kebangsaan Singapore ini.

Pihaknya juga mengajak seluruh warga Aceh tetap berkomitmen mendukung dan bersama-sama menwujudkan perdamaian yang hakiki di Aceh, sudah cukup konflik, kini saatnya Aceh membangun. Ujar Michael Feener.

Konflik adalah satu yang menghambat pembangunan, oleh karena itu mengakhiri konflik menuju perubahan adalah cara yang sangat tepat dilakukan oleh masyarakat Aceh, agar aceh tetap terbangun, tambahnya.

Michael mengajak, seluruh yang terlibat dalam membangun Aceh, sama-sama menyakini masyarakat belahan dunia, Aceh sudah sangat kondusif dan aman. Jangan ada lagi kekacauan terjadi disini (Aceh-red).[]





Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Tuesday, February 24, 2009  

Pajak Aceh Tahun 2008 Capai 2,5 Triyun

(Saturday, February 14, 2009)

Banda Aceh-Jumlah hasil pendapatan dari pajak masyarakat Aceh yang terkumpul Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Provinsi Aceh tahun 2008 ini, dikatakan mencapai 2,5 triyun. Tetapi, jumlah ini ternyata juga masih menempatkan Provinsi Aceh sebagai daerah terburuk tingkat kesabaran wajib pajak masyarakat bila dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia.

Demikian disampaikan, Kabid. Penyuluhan Pelayanan Masyarakat Kanwil DJP Aceh, M. Husin Hasib, di sela-sela penganugerahan apresiasi Pajak (Tax Awards) kepada bank dan pos favorit, di Banda Aceh jumat 13/2

Sayangnya masih banyak warga Aceh belum sadar manfaat dan fungsi pajak, sehingga mempengaruhi kepatuhan wajib pajak di Propinsi Aceh masih tertinggal di bandingkan dengan daerah lain yang ada di Indonesia. Katanya.

Menurutnya, dari 185.000 angka wajib pajak diprovinsi Aceh, baru mencapai tingkat kepatuhan sekitar 85 persen sehingga pajak 2008 bisa mencapai 2,5 triyun. Jumlah ini dikatakan mengalami pertumbuhan 15 persen dariu tahun 2007. Tetapi, juga masih terburuk ditingkat persentasi kesadaran masyarakat Aceh jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

“Salah satu faktor rendahnya tingkat kesadaran ini adalah konflik yang berkepanjangan, serta kehidupan masyarakat yang masih rata-rata,”tutur dia.

Kanwil DJP Aceh, menargetkan untuk tahun 2009 pendapatan dari pajak harus mencapai 2,9 triyun. Untuk mencapai target tersebut semua pihak harus ikut pro aktif melakukan penyuluhan-penyuluhan serta diskusi peningkatan kesadaran masyarakat Aceh dalam membayar pajak nanti.

M.Husin Habib, mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk memahami dan menyadari bahwa fungsi pajak semata-mata untuk membangun daerah Aceh yang sudah runyah akibat konflik. Ini masanya kita membangun negeri tercinta.

“Kita harapkan ini tercapai. Apalagi dengan masih adanya penghapusan sanksi policy pajak yang berlaku hingga 28 Februari nanti,”katanya.


PT Pos Indonesia Terbaik

Sementara itu, Perusahaan terbatas (PT) Pos Indonesia Cabang Kota Banda Aceh, pada jum’at (13/2) juga dinobatkan sebagai lembaga paling banyak memberikan kontribusi pajak tahun 2008 untuk Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Aceh sehingga yang bersangkutan diberikan Tax Awards.

Selain PT. Pos Indonesia, Tax Awards juga diberikan kepada BPD Pusat sebagai peraih Tax Awards Kedua, disusul BPD Meulaboh sebagai peraih ketiga, BPD Tapaktuan sebagai peraih Tax Awards keempat, serta BPD Lhokseumawe sebagai peraih Tax Awards di posisi kelima

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Saturday, February 14, 2009