INFLASI ACEH MENINGKAT TAJAM

(Thursday, June 19, 2008)

Malik Ridwan : Kontributor Bisnis Indonesia.

Inflasi Aceh rata-rata naik diatas Inflasi Nasional, hal ini terjadi karena pengaruh akibat naiknya bahan bakar minyak, sehingga harga kebutuhan pokok makin meningkat. Masyarakat Aceh akan merasakan susahnya berjuang untuk hidup, apalagi kondisi daerah baru saja pulih dari delema konflik dan tsunami. masyarakat belum siap



Banda Aceh-Akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bulan lalu, harga barang dan jasa di Banda Aceh meningkat Tajam. Ini menjadi barometer utama perekonomian Aceh. Demikian kata Badan Pusat Statistik Aceh, selasa 3/6

Menurut Iskandar. Akibat kenaikan BBM yang diberlakukan oleh pemerintah sejak tanggal 23 mei lalu, berdampak pada naiknya sejumlah kebutuhan di Banda Aceh, Pantauan harga barang dan jasa di Pasar Ulee Kareng dan Peunayong, Banda Aceh, tercatat mengalami kenaikan dengan inflasi sebesar 3,78 persen. kata Kepala BPS Aceh,
Inflasi ini dinilai naik signifikan, mengingat April sebelumnya Banda Aceh mengalami deflasi atau penurunan harga barang dan jasa sebesar 0,80 persen. Kenaikan tersebut, sebagaimana data BPS, menempatkan inflasi Mei sebagai inflasi tertinggi sepanjang tahun 2008 dan kedua tertinggi setelah inflasi Juli 2007 yang mencapai 3,83 persen, tandasnya

Iskandar, menambahkan, naiknya inflasi Banda Aceh pada Mei 2008 terindikasi dari naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 205,60 pada April 2008 menjadi 213,37 pada Mei 2008. Dari 79 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga, 62 di antaranya mengalami inflasi dan sisanya deflasi.

naiknya harga barang dan jasa di Banda Aceh dapat mempengaruhi segala kebutuhan masyarakat, secara jelas harga meningkat tajam dintaranya terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 8,58 persen, diikuti transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 2,41 persen, kesehatan 2,19 persen, sandang 0,72 persen, dan terakhir kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,17 persen.

Mengingat kenaikan harga BBM terjadi pada minggu terakhir Mei, maka dikhawatirkan pada Juni nanti inflasi akan kembali terjadi. “Berdasarkan hal tersebut, sudah sewajarnya instansi terkait dan pihak berkompeten memberikan perhatian lebih serius untuk menjaga stabilitas harga, sehingga tidak terjadi fluktuasi yang tidak wajar,” imbau Iskandar.

Kepala BPS Aceh juga mengungkapkan bahwa inflasi yang terjadi Mei lalu juga telah menempatkan inflasi Banda Aceh sebagai yang tertinggi secara nasional. Inflasi nasional tercatat sebesar 1,41 persen.

“Hampir semua kota di Indonesia mengalami inflasi. Tapi, dari 45 kota, Banda Aceh-lah yang tertinggi, diikuti Ambon 3,38 persen, Jambi 2,53, Bandar Lampung 2,45, dan Pangkal Pinang 2,41 persen,” sebut Iskandar.

Akibatnya, laju inflasi tahun kalender 2008 (Januari-Mei) mencapai 6,54 persen dan inflasi setahun atau year on year/yoy (Mei 2007-Mei 2008) sebesar 15,29 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding angka nasional.

“Laju inflasi nasional tahun kalender 2008 sebesar 5,47 persen dan inflasi setahun (yoy) sebesar 10,38 persen,” sebut Iskandar.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, June 19, 2008