(Monday, June 30, 2008)





Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Monday, June 30, 2008  

Pelimpahan wewenang kerja dari Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi NAD-Nias kepada Pemerintahan Aceh boleh jadi di bulan april tahun mendatang, namun sebaiknya BRR harus melakukan penyiapan sejak diri secara terstruktur dan transparan.



Hal ini penting dilakukan demi kejelasan terhadap keberlanjutan rekontruksi bencana di Aceh. Demikian kata askhalani, manager program Monitoring Rehabilitasi dan Rekonstruksi badan pekerja anti korupsi Gerak Aceh, pekan lalu di banda aceh.

Katanya pelimpahan mandat kerja yang diterima oleh Pemerintahan Aceh dari Pemerintahan Pusat harus ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Kepres) yang memuat penjabaran lebih rinci terhadap kerja-kerja BKRR kedepan.

“ Jika pembentukan BKRR hanya didasari oleh SK Gubernur, maka dapat dipastikan BKRR akan bernasib sama dengan BRR, KP2DT dan juga BPKL, yang tidak memiliki kewenangan dan anggaran yang cukup untuk bekerja. Walaupun BKRR dibentuk berdasarkan Keppres tetapi BKRR tetap harus dibawah koordinasi Gubernur Aceh selaku Kepala Pemerintahan Aceh.

Pada dasarnya BKRR bukanlah Satuan Kerja Pemerintahan Aceh (SKPA), tetapi lembaga Ad-Hoc yang fokus meyelesaikan kerja-kerja Rehab-Rekons Aceh. Dari itulah diperlukan keputusan presiden. Agar kedudukan Badan Koordinasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh kedepan mendapat anggaran yang cukup, jelasnya.

Berdasarkan pengalaman tahun 2007, kinerja SKPA dalam hal penyerapan anggaran sangat lemah yaitu berkisar 40%-50% dari total anggaran sebesar Rp 4,060 Trilyun, ditambah lagi beban kerja SKPA pada tahun anggaran 2008 sangat berat dengan mengelola dana sebesar Rp 8,5 Trilyun. Jadi kita tidak ingin hal itu kembali terulang dimasa yang akan datang.

Membangun Aceh ini, pada prinsipnya sangat mudah dan tenang. Asalkan pelaksanaan dilapangan saling terbuka dan jujur, untuk itu BRR bersama Pemerintahan Aceh harus segera menunjukan tim aset (baik tim independen ataupun auditor pemerintah) untuk melakukan audit dan penilaian terhadap semua aset baik aset yang bersumber dari APBN (on-budget) maupun dari Donor/INGO (of-budget).

Penilaian aset ini untuk meminimalisir terjadinya penggelapan aset untuk kepentingan pribadi dan juga konflik kewenangan pengelolaan aset antara pemerintah Pusat dengan Daerah, Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang lainnya.

“Jika dilihat dari jenis aset, maka aset yang paling rawan digelapkan adalah aset yang bergerak dan memiliki nilai ekonomis tinggi seperti alat-alat medis yang canggih yang merupakan sumbangan negara sahabat dan donor serta alat-alat berat dan kendaraan roda dua dan roda empat.”


Maka untuk menghindari hal itu BRR harus menyiapkan Katalog Aset yang merupakan konsekwensi logis bentuk pertanggungjawaban BRR kepada publik dan khususnya korban tsunami, sehingga publik dapat membandingkan berapa jumlah aset yang ada dengan jumlah dana yang telah dihabiskan.

Nanti saat pemerintah aceh menerima mandat secara resmi, yang sangat ditakuti kecurigaan rakyat khususnya korban tsunami terhadap pemerintahan sendiri, maka secepatnya pemerintah aceh harus mengambil langkah yang tepat sebelum mandat diterima.

Askhalani, Mengharapkan sebaiknya pemerintahan Aceh kedepan tetap mempertahankan konsep transpransi dalam penggunaan Anggaran baik yang bersumber dari DIPA (APBN) maupun bantuan Negara donor, yang dipublikasi secara terbuka kepada publik. Agar masyarakat terbuka dan dapat melihat secara nyata.

Dengan demikian, perjalanan pembangunan pasca BRR di aceh tetap berjalan dan ekonomi masyarakat akan stabil. Jika rakyat senang dan bisa menerima hasil nantinya dengan baik. Maka pemerintah aceh baru berhasil membangun masyarakat dalam berbagai sektor. Lanjutnya.

“ini sangat tergantung pada proses keberlanjutan pembangunan masyarakat aceh yang sudah trauma dengan kehidupan masa lalu. Aceh akan bangkit dengan ekonomi yang kokoh disebabkan karena pemerintah bersih,”.

Jikapun pemerintah masih ambul radul, jangan berharap aceh akan bangkit dengan mudah. Banyak negera dan investor asing malas ke aceh. Karena aceh sangat rawan korupsi. Percuma usaha pemerintah aceh untuk melobi investor akan masuk ke aceh. Jika sistem tidak ada perubahan. Yang akhirnya rakyat jadi tambah miskin. Urainya

Sementara itu, juru bicara BRR Twk Mirza Keumala, mengatakan, kami hargai apa yang disampaikan badan pekerja Anti korupsi Aceh. Namun demikian kami juga tidak diam diri. Kami sudah melakukan penataan aset untuk diserahkan kepada pemerintahan aceh.

Hingga kini, jumlah aset yang telah kami data sebesar Rp. 8,9 triliur. Ini sudah siap diserahkan kepada pemerintahan aceh. Hanya saja belum waktunya. Kita tunggu petunjuk dan waktu yang tepat, tambah twk Mirza keumala.

“kalau tidak salah saya angka yang sangat besar itu bersumber dari pemerintah pusat dan bantuan donor dari berbagai negara, kepala BRR kuntoro mangkusubroto sudah menjelaskan saat menyerahkan aset kepada Badan Keluarga Berencana Nasional yang diterima langsung oleh Kepala BKKBN Pusat bersama Sekda Aceh Husni Bahri TOB. Tandasnya.

Pada prinsip BRR juga peka terhadap kemajuan ekonomi masyarakat aceh, berbagai upaya telah kami lakukan agar masyarakat bisa bangkit dengan modal usaha yang diberikan oleh BRR dan negara donor lainnya.

Setelah nanti kami tidak lagi bertugas di BRR, kami hanya bisa melakukan koordinasi dimana dan daerah mana yang sudah di bantu untuk perkembangan ekonomi di berbagai sektor yang telah kami bantu sejak kami ditetapkan sebagai pelaksanaan dilapangan 4 tahun lalu. Sebut twk keumala.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Monday, June 30, 2008  

(Sunday, June 29, 2008)

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Sunday, June 29, 2008  

pemimpin adalah amanah yang harus di jaga dengan baik, Rasulullah saat di angkay menjadi pemimpin umat manusia selalu berusaha dengan baik dalam melayani umat, begitu juga halnya dengan dinasti khalifahan yang pernah menakhodai umat pasca wafatnya yang maha agung. kini apakah pemimpin hanya semacam tradisi untuk mempertahankan status guo, kita berharap pemimpin masa kini sudi melihat di pelajaran dimasa lalu, terutama dalam hal melaksanakan umudiyah dengan sesama makhluk ciptaan tuhan yang maha kuasa.



Disela-sela pelantikan Dekan selingkungan IAIN Ar-Raniry kamis 26/6 sebuah sms masuk ke phone redaksi mengucapkan selamat datang pemimpin baru untuk IAIN, kita harap IAIN bisa berubah dari sebelumnya.

Menarik jika pesan tadi kupas untuk lebih mendalam, walaupun pesan itu jelas-jelas salah alamat, seharus nya kepada yang dilantik tadi oleh Rektor Yusny Saby, namun tidak menjadi masalah kami hanya mencoba memahami pesan singkat tersebut, apa yang dimaksud oleh pengirim selamat datang pemimpin baru di IAIN.

Seperti yang kita tahu kondisi IAIN selama ini belum berubah bila dilihat dalam bentuk fisik, karena pembangunan IAIN akan di mulai pada tahun 2009 nanti, namun usaha nan gigih dilakukan oleh rektor bersama pembantu sudah tergolong sukses dengan adanya pengiriman dosen ke canada untuk mengikuti proses pendidikan.

Usaha lain yang tidak terlihat hanya berbentuk kemajuan peningkatan sumber daya manusia para insan kampus, pengiriman dosen untuk melanjutkan sekolah sebagi upaya untuk kemajuan dimasa yang akan datang sebagai bukti IAIN siap bersaing, mengutip penyataan rektor IAIN yusny saby, saat melepaskan dosen ke canada pada gelombang ketiga.

Namun demikian, banyak pihak kecewa pemimpin selama ini, sebagai contoh akreditasi di fakultas yang ada di lingkungan IAIN tak kunjung selesai, satu satunya yang mampu memberi kontributor yaitu fakultas tarbiyah yang akhirnya senat menyetujui kembali kepercayaan kepada sang profesor Farid Wadji sebagai dekan untuk periode mendatang.

Ada yang senang adapula yang sedih, ada bahagia ada pula yang kecewa, saat proses demokrasi berlangsung, namun itu hanya sebuah proses pendewasaan bagaimana sebenarnya nurani menjawab. Kini proses itu sudah berlalu, pemimpin barupun sudah dilantik dengan penuh khimad dalam suasana yang sejuk dan sederhana.

Kini dipundak para pemimpin barupun penuh dengan tantangan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan segala persoalan yang belum tuntas hingga kini. Terutama mewujudkan akreditasi jurusan yang merupakan pokok utama dari segala persoalan muncul di IAIN ini.

Disisi lain, para dekan yang baru saja di lantik memiliki latar belakang dan pengetahuan yang berbeda, namun memiliki misi dan tujuan yang sama yaitu membangun kampus ini dengan baik dan maju dari dekan sebelumnya.

Oleh karena itu penulis bukan penyidir akibat kebobrokan kinerja di masa lalu, akan tetapi setidaknya kegagalan masa lalu menjadi pelajaran bagi pemimpin di masa yang kan datang, mengutip sebuah penyataan bukan dari mana aku mulai karangan edwars “karena pengalamanlah kita bisa maju” dan kemajuan itupun karena pengalaman”.

Dari itu penulis mengungkapkan kemajuan itu adalah suatu perbuatan, jika tidak kita lakukan kapan kemajuan itu terlihat nyata. Buktinya di IAIN hari ini, karena ketidakberanian berbuat maka tidaklah terlihat kemajuan yang diperoleh.

Maka tantangan utama oleh pemimpin baru adalah keberanian berbuat, termasuk melakukan perombakan kabinet lama yang di anggap sebagai motif kegagalan pemimpin untuk kemajuan di level fakultas dan institut.

Penulis yakin, siapapun diantara kelima dekan yang baru dilantik akan maju jika keberanian jiwa yang tak pernah ragu dalam mengambil kebijakan untuk tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Terpenting amanah dan konsep yang telah dibuat sesuai dengan nurani tidak tergoyahkan maka kemajuan akan terwujud, jika masih ragu mengambil sikap jangan pernah berharap perubahan akan terwujud di bawah pemimpin baru ini.

Faktor lain yang membuat kita mundur adalah egoisme dan kesombongan yang melekat pada diri kita selaku pemimpin, jiwa pemimpin yang baik menurut islam yaitu mendengar keluhan rakyat seperti yang pernah di praktekan oleh pemimpin adil dimasa lampau.

Dari uraian diatas penulis mengajurkan kepada pemimpin baru, untuk mewujudkan kepemimpinan yang ideal membangun konsep manageral yang baik dan mau ikut bersama untuk menumbuhkan rasa kepercayaan kepada bawahan dan menyelesaikan persoalan dengan bijaksana melalui musyawarah.


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Sunday, June 29, 2008  

"Tak ada kebahagian yang terlihat selama berkarir di IAIN Ar-Raniry, kecuali saat di percaya menjadi seorang pemimpin, maka rawatlah kepemimpinan saat teman-teman mempercayai anda, itulah pesan singkat Yusny Saby saat melantik lima dekan di lingkungan IAIN Ar-Raniry"


Rektor IAIN Ar-Raniry Prof Drs H Yusny Saby.MA. P.hD, melantik lima dekan baru dilingkungan IAIN Ar-Raniry sebagai penganti dekan sebelumnya yang sudah berakhir masa tugasnya.

Kelima dekan yang dilantik diantara Prof Dr. Farid Wajdi Ibrahim MA sebagai Dekan Tarbiyah, Drs Maimun Yusuf M.Ag dekan Dakwah mengantikan Dr Hj Arbiyah Lubis, MA yang sudah berakhir masa tugasnya.

Kemudian Dr H Samsul Rijal. M.Ag dekan ushuluddin, Prof Dr H Misri M.Lis mengantikan Prof Dr H Azman SH. MA, yang sudah dipercaya menjadi Imam Besar Mesjid Raya Baitul Rahman, selanjut Dr Nazaruddin A. Wahid, MA Dekan Fakultas Syariah mengantikan Drs Hamid Sarong SH

Pengambilan sumpah kelima dekan tersebut dipusatkan di biro Rektor IAIN Ar-Raniry, turut disaksikan oleh sejumlah pejabat penting lainnya yang ada dalam lingkungan IAIN Ar-Raniry, diantaranya Prof Dr. HM. Nasir Budiman.MA, Prof Dr H. Hasbi Amiruddin, MA dan para undangan lainnya.

Pelantikan ini berdasarkan hasil sebuah demokrasi yang telah berjalan pada mulai mei lalu pada masing-masing fakultas. Walau pada saat proses demokrasi ada persaingan antara satu sama lain, namun pada hari ini satu sama lain saling mengikat dan berjanji untuk kemajuan kampus IAIN Ar-Raniry, sebut yusny saby saat melantik kelima dekan tersebut.

Katanya, semua jangan cepat puas dan bangga dengan jabatan baru yang telah dipercaya kepada tuan semua, ini adalah amanah yang harus di pertahankan untuk membawa perubahan di lingkungan fakultas masing-masing.

Menurutnya, tantangan yang sangat besar dihadapi oleh pemimpin baru di IAIN ini, yaitu mengupayakan kemajuan masing-masing fakultas yang nantinya akan mempengaruhi IAIN secara keseluruhan kemajuan IAIN.

Faktor kegagalan yang kita hadapi sekarang ini yaitu sikap ketidak kompakan antara satu sama lain, untuk itu kami menyarankan kedepan saling berkomunikasi dan saling menumbuhkan rasa keprcayaan, untuk kemajuan kampus IAIN ini.

Maka untuk kedepan dengan wajah pemimpin baru IAIN ini akan diharapkan lebih maju dan berkompeten dalam persaingan global, apalagi IAIN mempunyai tugas yang sangat berat untuk berbaringan dalam penegakan syariat islam di muka bumi ini. Untuk itu kekompakan dan kerjasama yang baik sangat kami harapkan dimasa yang akan datang. Tambah yusny saby.

Kepada dekan yang telah berakhir masa jabatan nya, kami sangat berharap sumbang pikiranya untuk proses kemajuan IAIN dimasa yang akan datang, kami sangat berharap pejabat lama untuk terus mendampingi pejabat baru menyukseskan pembangunan IAIN yang akan dimulai tahun 2009 nanti. Pinta Rektor IAIN Ar-Raniry. (lik)

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Sunday, June 29, 2008  

Walau muda tak berperan, walau penting tak ada fungsi, walau kaya hanya pelit itu semua tak ada artinya, begitulah hal pepatah yang pantas kita sebut untuk jurusan baru kambuh di IAIN Ar-Raniry. ini kah awal kemunduran dunia pers di Aceh.



Jurusan Konsentrasi jurnalistik di fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry sepertinya harus gulung tikar, hingga memasuki hari ke 13 tidak satupun calon mahasiswa yang melamar diri ke jurusan yang baru di buka di IAIN pada fakultas Dakwah.

Pantauan situs berita sumberpost, pada hari ke 13 pelaksanaan pendaftaran masih banyak diminati oleh calon mahasiswa baru, tapi belum ada satupun yang memilih jurusan konsentrasi jurnalistik.

Kurangnya peminat terhadap jurusan jurnalistik ini, disebabkan minimnya publikasi yang dilakukan oleh jurusan dan fakultas sendiri, sehingga mempergaruhi kepada calon mahasiswa yang belum tahu tentang ada dibuka jurusan ini, hal itu di sampaikan oleh ardiansyah calon mahasiswa baru yang memilih fakultas tarbiyah.

Kami tidak berani mengambil jurusan-jurusan yang baru di buka, apalagi kami belum tahu bagaimana kiprah di lapangan, fakultas tarbiyah sudah kami lihat kenyataannya. Daripada nanti selesai kuliah kami menjadi pengangguran lebih baik menjadi calon guru, tambah ardiansyah

“saya sendiri tidak tahu sama sekali, sejak saya datang ke IAIN tidak satupun ada brosur jurusan konsentrasi jurnalistik yang dapat saya baca dan miliki. Sehingga informasi tentang jurusan konsentrasi jurnalistik tidak saya tahu dan mengerti. Imbuhnya.

Ardiansyah menambah, setelah saya kembalikan formulir baru saya tahu jurusan konsentrasi jurnalistik ada di buka di IAIN. Padahal saya ingin sekali menjadi wartawan. Tapi apa boleh buat informasi sudah terlambat saya terima.

Mungkin nasib saya sama seperti calon mahasiswa lainnya yang lebih duluan mengembalikan formulir. Tambahnya. Namun demikian saya berharap kedepan bila masih dibuka jurusan ini, tolong kepada panitia dan pihak fakultas menyebar luaskan informasi secara terbuka melaui media, brosur dan spanduk-spanduk.

Jika perlu tambahnya, buka klinik khusus sebagai tempat konsultasi tentang jurusan-jurusan baru yang akan di buka, harapnya.[]


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Sunday, June 29, 2008  

majalah sumberpost, merupakan majalah yang dibuat untuk kreatif mahasiswa Aceh pada mulanya, namun setelah berkembang dalam usia dua tahun, ternyata mendapat perhatian serius dari semua kalangan, salaha satu wakil walikota banda berharap kemajuan terus dipertimbangan dengan berita-berita yang berimbang.



Hadir dengan rombongan komite commity aceh/indonesia lokal goverment assistensi program (CALGAP) pemerintah kota banda aceh. Tanpa pengawal yang ketat seperti layaknya seorang pejabat negera. Hanya didampingi beberapa pegawal setianya. Wakil walikota banda aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal, mengujungi kampus IAIN Ar-Raniry.

Kamis nan cerah 15 mei lalu menjadi saksi, saat rombongan melihat kondisi perkembangan kampus yang notabene mendidik kaum intelektual muda.

Illiza mengakui, dirinya merasa senang dan bahagia setelah sekian lama saya tidak pernah melihat IAIN, hanya saja saya mendengar informasi tentang kemajuan IAIN selama ini, hari ini mungkin jodoh bagi saya untuk bisa melihat kondisi IAIN yang banyak diberitakan secara miring oleh media selama ini.

Sangat beda apa yang saya baca dimedia dengan kondisi dilapangan, namun saya harap sumberpost menjadi media yang selalu membawa perubahan, tolonglah adik-adik buat berita harus berimbang jangan sepihak, bila perlu jika data masih ragu-ragu buat yang lain saja. Jangan sempat di cap sebagai pembohong publik. Lanjutnya.

Saya yakin sumberpost bisa melakukan hal itu, apalagi pemerintah kota menerima dengan senang hati program peningkatan pendidikan artenatif yang salah satu terpilih majalah sumberpost ini. Apalagi mahasiswa sekarang sangat kreatif, tutur orang no 2 di kota banda aceh.

Pertemuan yang difasilitasi oleh CALGAP berkat kerjasama dengan majalah sumberpost, hanya melihat kondisi perkembangan usaha kelompok serta saling berdiskusi untuk kemajuan majalah ini.

Badrunisa, mewakili komite CALGAP, menyarankan kedepan sumberpost sebaiknya membuat program yang sesuai dengan misi pendidikan aceh, kalau bisa ditambah rublik yang menyangkut tentang perkotaan kota, agar pelanggannya bisa bertambah.

“kami hanya bisa membantu semampu kami bisa, mudah-mudahan usulan saya ini bisa menjadi pertimbangan dari pihak pengelola majalah sumberpost, saya hanya menyarankan saja. Tambahnya.

Usulan Badrunisa, mendapat respon positif dari majalah sumberpost, seperti diakui Malik Ridwan, pemimpin umum majalah sumberpost yang juga ketua kelompok usaha majalah sumberpost, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk membuka rublik info kota pada edisi mendatang.

Katanya, sebenaranya kami sudah lama ingin membuka rublik tersebut, karena sebelumnya juga ada usulan untuk membuka rublik tentang info kota, nah sekarang ada usulan dari ibu badrunisa, kami usaha nantinya.

“mudah-mudahan apa yang kami perbuat nantinya bisa menjadi manfaat bagi masyarakat pembaca sumberpost,”tandasnya.


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Sunday, June 29, 2008  

(Sunday, June 22, 2008)

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Sunday, June 22, 2008  

Masa tugas Badan Rehablitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias hampir mendekati berakhir, berbagai upaya di ambil langkah untuk mendata segala aset dimilikinya, pemerintah Aceh sendiri sudah siap untuk menerima sejumlah aset yang terhitung triliur rupiah, akankah rakyat semakin sengasara di bawah pengelolaan pemerintah sendiri atau yang keren disebut seft Goverment sesuai dengan amanat MoU dan UUPA



Banda aceh-Pemerintah Aceh siap mengelola aset yang akan diserahkan oleh badan rehablitasi dan rekonstruksi Aceh Nias dengan baik sesuai petunjuk perundang-undangan dan mekanisme yang telah di tetapkan.

Menjelang masa berakhirnya tugas BRR Aceh-Nias, pemerintah aceh telah membentuk satuan kerja untuk mengelola sejumlah aset yang diserahkan oleh BRR, kata sekretaris Daerah Aceh Husni Bahri TOB, saat menyaksikan penyerahan aset dari BRR ke BKKBN NAD di banda aceh

Husni Bahri TOB menyelaskan, penyerahan aset BRR kepada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, merupakan tahap awal yang merupakan tindak lanjut pengalihan tugas untuk membangun kembali aceh di masa yang akan datang.

Sementara itu, kepala Badan Rehablitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias, Kuntoro Mangkusubroto, menjelaskan, ini penyerahan awal yang jumlah 8 milyar dari 40 milyar aset yang akan mengalir kepada BKKBN Aceh.

“nanti kita salurkan secara bertahap-tahap sesuai petunjuk presiden Republik Indonesia, ada sekitar aset Rp. 8,9 Triliur yang akan mengalir kepada pemerintah aceh nantinya” ujar Kuntoro Mangkusubroto, setelah menyerahkan aset pertama kepada BKKBN NAD yang disaksikan oleh BKKBN pusat Dr Sugini Syarif, MPA, serta gubernur Aceh yang diwakil Sekda Propinsi Husni Bahri TOB.
“Sejumlah Aset dalam berbagai proyek lainnya sedang kita persiapkan untuk diserahkan kepada pemerintah, sebelum masa tugas kami berakhir nantinya,” kata Kepala BRR Aceh-Nias, Kuntoro Mangkusubroto.
Kuntoro, mengharapkan aset yang telah diserahkan itu dapat dirawat dengan sebaik-baiknya, agar bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak, terutama bagi masyarakat aceh yang kena imbas tsunami, paparnya.
BRR Aceh-Nias yang dibentuk untuk menangani pembangunan kembali daerah yang terkena imbas tsunami 26 Desember 2004 di Aceh dan gempa di Nias (Sumatera Utara) itu masa tugasnya akan berakhir pada April 2009.
Kuntoro menambahkan, rumah masyarakat korban tsunami yang belum siap atau telah diterlantarkan pihak rekanan itu masih tanggung jawab BRR untuk diselesaikan sampai penerima manfaat bisa menempatinya.
“Meski masa tugas kami akan berakhir, namun proyek-proyek yang belum rampung akan diselesaikan, termasuk pekerjaan pembangunan rumah yang diterlantarkan rekanan di sejumlah daerah di Aceh. Itu semua masih tanggung jawab kami,” tambahnya.
Kuntoro menjelaskan hingga tahun ke-empat, banyak capaian rekonstruksi yang telah diselesaikan BRR di Aceh dan Nias, terutama dalam membangun kembali fasilitas umum, sekolah dan rumah warga yang hancur akibat tsunami.
Rumah korban tsunami yang terbangun hingga kini mencapai 11 ribu unit dari 130 ribu yang harus dibangun untuk korban bencana di Aceh dan Nias. Sisanya akan diteruskan oleh pemerintah daerah setempat.
Disektor ekonomi BRR telah mengalokasi anggaran yang jumlah besar dalam berbagai sektor usaha di aceh. Hingga memasuki tahun ke tiga pertumbuhan ekonomi sudah digelontorkan dana 60 triliur. Paparnya.

Kita hanya berharap, setelah kegaitan rekonstruksi berakhir nanti pertumbuhan ekonomi masyarakat aceh tetap terjaga dengan baik, sehingga investor yang masuk ke aceh tidak meragukan lagi dengan kondisi ekonomi masyarakat aceh yang mulai bangkit, paparnya.

Kuntoro, meminta kepada seluruh pihak untuk menjaga aceh ini dengan baik, karena jika kondisi masyarakat aman, kami yakin investor semakin banyak masuk ke aceh, yang penting katanya aceh harus aman dan kondisi. Itu semua kita serahkan kepada peminpin daerah, imbuhnya.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Saturday, June 21, 2008  

Malik Ridwan : Kontributor Harian Bisnis Indonesia

Ditengah krisis ekonomi, kerena naiknya harga barang yang berlipat ganda, masyarakat aceh kian hari semakin banyak melakukan pergembangan usahanya, dibuktikan makin dekatnya masyarakat dengan Bank, salah satu dialami oleh Bank Pembangunan Daerah, meningkatnya pertumbuhan kredit, membuktikan masyarakat ingin hidup dalam ekonomi normal



Banda Aceh-Bank BPD Aceh telah penyaluran kredit pada posisi 31 Mei 2008 sebesar Rp 3 triliun. dengan pertumbuhan penyaluran meningkat mencapai angka 56,92 persen.

Hal ini di picu banyak permintaan masyarakat untuk modal usaha, sehingga BPD Aceh terus mengupayakan untuk kesejahteraan masyarakat aceh sendiri. Kata Direktur Utama PT Bank BPD Aceh H Aminullah Usman di Banda Aceh. Jumat 20/6

Sampai saat ini persentase di atas rata-rata pertumbuhan kredit nasional yang hanya 25,55 persen. Kita terus memperbanyak penyaluran kredit untuk berbagai sektor usaha di Aceh sesuai dengan kebutuhan yang di ajukan kepada kita, tambah Aminullah

Aminullah menyebutkan, penyaluran kredit tahun sebelumnya hanya 2,3 triliun. Dana tersebut dikucurkan untuk usaha kecil di Aceh. Dengan membaiknya pertumbuhan kredit tersebut, Bank BPD Aceh terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal.

“kami selalu berusaha yang terbaik untuk melayani masyarakat, baik dalam pengembangan usaha , simpan pinjam maupun dalam melakukan transaksi, pengembangan kantor pelayanan yang maksimal, agar masyarakat mudah menjangkau”lanjutnya.

Katanya, salah satu cara untuk memudahkan pelayanan terhadap masyarakat meingkatkan status kantor pelayanan dari kantor kas menjadi kantor cabang, hal itu memudahkan masyarakat mengurus segala keperluan kredit, simpan pinjam, masyarakat di kawasan Blangkejeren, Gayo Lues dan Redelong, Bener Meriah. Tidak mesti harus ke banda aceh untuk mengurus surat-surat penting di BPD akan tetapi cukup di daerah masing-masing.

Saat ini BPD aceh sudah membuka 18 kantor cabang dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Jadi masyarakat akan lebih dekat dan bersahabat dengan kawakan pelaku bisnis yang membutuhkan jasa pebankan.

BPD Aceh bukan hanya memperkaya diri, akan tetapi bagaiman menciptakan kondisi ekonomi yang lebih baik, karena itu untuk memaksimalkan fungsi perbankan sebagai penghimpun dana masyarakat, penyaluran kredit dan operasional. Yang disenangi oleh masyarakat. Lanjutnya.

“BPD belum merasa puas dengan hasil yang telah di peroleh, kita akan terus berupaya, dimasa yang akan datang, BPD semakin banyak menyalurkan kredit kepada masyarakat. Sekarang kondisi sudah stabil, ekonomi rakyat akan bangkit jika ada pendukung. Saya yakin itu. Imbuh direktur BPD Aceh tersebut.


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Saturday, June 21, 2008  





Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Saturday, June 21, 2008  

Unicef baru mampu merealisasikan bangunan yang telah di janjikan sebanyak 106 unit sekolah dari 346 unit yang diprogramkan oleh lembaga tersebut, menurut informasi sisanya akan di bangun kembali sampai tuntas mulai sekrang sampai 2009.



Banda Aceh-Lembaga donor PBB United Nations Emergency Children's Fund (UNICEF) memiliki sejarah yang panjang dalam upaya memberikan bantuan darurat diseluruh penjuru dunia, baik untuk bencana alam maupun yang disebabkan konflik.

Jauh sebelum gempa bumi dan tsunami melanda Aceh-Nias 2004 lalu, Unicef telah lama berperan di Aceh memberikan bantuan kemanusiaan serta membina anak-anak korban konflik.

Pasca gempa bumi dan tsunami tahun 2004 lalu, unicef menitik fokus pada pembangunan fisik dengan sasaran sekolah yang hancur akibat tsunami. Serta bantuan lainnya yang sifatnya kesekolahan. Kata Hoang van Sit, UNICEF Education Specialist

Hoang van Sit, menjelaskan, hingga kini dari total 346 unit sekolah yang akan di bangun oleh Unicef baru selesai sebanyak 106 unit sekolah. Untuk sisanya akan di selesaikan tahun 2008 sampai batas waktu unicef berada di Aceh.

“kami sangat komit membangun kembali aceh-nias pada sektor pendidikan, sisa bangunan sekolah yang belum rampung akan kami selesai mulai tahun 2008 ini hingga kami meninggalkan aceh-nias” janji Hoang van Sit, saat melakukan peluncuran pemiliharaan sekolah bersih SDN 1 Peukan Bada di kabupaten Aceh Besar, jumat 13/6.


Kedepan ini Unicef melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional Nanggroe Aceh Darussalam berserta kabupaten/kota yang ada di dalam wilayah Aceh, untuk melakukan kampanye pemeliharaan kebersihan dan penghijaun sekolah yang telah di bangun, baik oleh unicef maupun lembaga lainnya, tambah Hoang van Sit.

Katanya, Program ini akan melibatkan seluruh unsur, mulai dari dinas terkait, tenaga pengajar, komite sekolah, wali murid, siswa serta masyarakat. Ini perlu dilakukan untuk menyelamatkan sekolah-sekolah. Dari perawatan biaya yang tinggi.

Kampanye Pemeliharaan Sekolah ini adalah bagian dari upaya-upaya UNICEF untuk memadukan program konstruksi bangunan sekolah dengan program pembangunan kapasitas guru dan semua pihak yang bergerak di bidang pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh dan Nias. Oleh karena itu, selain membangun sekolah, UNICEF juga mengadakan pelatihan bagi guru-guru, kepala sekolah dan anggota masyarakat dalam bidang pelatihan dan manajemen berbasis sekolah, metode pembelajaran yang berfokus pada anak, partisipasi masyarakat dan pemeliharaan bangunan sekolah, tandasnya.

Sementara itu, kepala dinas pendidikan Nasional Nanggroe Aceh Darussalam, Mohd. Ilyas, menyambut positif kerjasama yang di tawarkan oleh unicef, mengingat lembaga ini telah banyak membangun sekolah di Aceh yang hancur akibat baik di masa konflik maupun gempa bumi dan tsunami 2004 lalu.

Katanya, dari data yang kami terima sekolah yang telah di bangun oleh unicef mencapai ratusan unit, sampai saat ini sudah menyelesaikan 106 unit dari alokasi yang ditawarkan sebanyak 346. Selain itu unicef sedang memfokus untuk mempercepat penyelesaian pembangunan sekolah baik di aceh maupun di nias.

Untuk itu, perlu diberikan dukungan dan partisipasi masyarakat yang tinggi, agar generasi anak-anak Aceh di masa yang akan datang bisa sekolah dengan tenang dan nyaman apalagi di dukungan dengan lingkungan yang bersih. Tambah Mohd Ilyas.

Bentuk dukungan lain yang harus kita lakukan, untuk mempercepat pembangunan sekolah-sekolah yang hancur akibat konflik dan tsunami, kini masa damai, mari kita bangkit untuk memajukan negeri ini dalam dunia pendidikan. Seru Kepala Dinas Pendidikan Nasioanal Aceh.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, June 19, 2008  

Masyarakat dikenal sebagai masyarakat yang kaya dan ramah tamah, kekayaan alam yang terkandung di dalam perut buminya sekan tidak membawa hasil kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dibuktikan dengan banyak masyarakat memperoleh dana bantuan langsung tunai mencerminkan masih ada masyarakat yang miskin di wilayah yang dikenal sebagai penghasil minyak terbesar di nusantara.


Banda Aceh- Sekitar 497.038 jiwa warga miskin di Nanggroe Aceh Darussalam memperoleh bantuan langsung tunai, yang akan berlangsung 29 mei mendatang, rabu 28/05
Menurut Kepala PT Pos Indonesia cabang Banda Aceh, Khairil Anwar mengatakan verifikasi penerima BLT kali ini akan dilakukan oleh masing-masing kecamatan.
Berdasarkan data yang dimiliki Kantor Pos cabang Banda Aceh, jumlah penerima BLT untuk provinsi NAD berjumlah 497.038 jiwa. Data ini masih menggunakan data lama yakni tahun 2005, tambahnya
“Pencairan tahap pertama akan dilakukan untuk warga di enam kecamatan di Banda Aceh. dimulai sejak Senin (26/5) ini, untuk seluruh kabupaten/kota dalam propinsi Aceh akan di laksanakan pada tanggal 29 mei mendatang. Di PT Pos setempat baru menyalurkan kupon BLT kepada masing-masing camat yang ada di kabupaten/kota” ujar Khairil
Mekanisme penyaluran sudah ditetapkan, jadi jika ada yang membuat anarkis kita akan melakukan tindakan yang tegas, untuk itu kita sudah minta bantuan pihak kepolisian mengamankan tempat penyaluran BLT, ujar Khairil Anwar.
Khairi menambahkan, kita ingin dalam penyaluran ini benar-benar berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, kita tidak ingin terjadi kericuhan seperti daerah lain. Apa lagi isu kenaikan BBM, maka kita minta bantuan pihak kepolisian untuk mengamanakan jalannya penyaluran tersebut.
“mudah-mudahan besok (hari ini-red) penyalauran ini bisa berjalan sesuai dengan yang kita harapkan bersama” tandas khairil


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, June 19, 2008  

Malik Ridwan : Kontributor Bisnis Indonesia.

Inflasi Aceh rata-rata naik diatas Inflasi Nasional, hal ini terjadi karena pengaruh akibat naiknya bahan bakar minyak, sehingga harga kebutuhan pokok makin meningkat. Masyarakat Aceh akan merasakan susahnya berjuang untuk hidup, apalagi kondisi daerah baru saja pulih dari delema konflik dan tsunami. masyarakat belum siap



Banda Aceh-Akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bulan lalu, harga barang dan jasa di Banda Aceh meningkat Tajam. Ini menjadi barometer utama perekonomian Aceh. Demikian kata Badan Pusat Statistik Aceh, selasa 3/6

Menurut Iskandar. Akibat kenaikan BBM yang diberlakukan oleh pemerintah sejak tanggal 23 mei lalu, berdampak pada naiknya sejumlah kebutuhan di Banda Aceh, Pantauan harga barang dan jasa di Pasar Ulee Kareng dan Peunayong, Banda Aceh, tercatat mengalami kenaikan dengan inflasi sebesar 3,78 persen. kata Kepala BPS Aceh,
Inflasi ini dinilai naik signifikan, mengingat April sebelumnya Banda Aceh mengalami deflasi atau penurunan harga barang dan jasa sebesar 0,80 persen. Kenaikan tersebut, sebagaimana data BPS, menempatkan inflasi Mei sebagai inflasi tertinggi sepanjang tahun 2008 dan kedua tertinggi setelah inflasi Juli 2007 yang mencapai 3,83 persen, tandasnya

Iskandar, menambahkan, naiknya inflasi Banda Aceh pada Mei 2008 terindikasi dari naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 205,60 pada April 2008 menjadi 213,37 pada Mei 2008. Dari 79 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga, 62 di antaranya mengalami inflasi dan sisanya deflasi.

naiknya harga barang dan jasa di Banda Aceh dapat mempengaruhi segala kebutuhan masyarakat, secara jelas harga meningkat tajam dintaranya terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 8,58 persen, diikuti transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 2,41 persen, kesehatan 2,19 persen, sandang 0,72 persen, dan terakhir kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,17 persen.

Mengingat kenaikan harga BBM terjadi pada minggu terakhir Mei, maka dikhawatirkan pada Juni nanti inflasi akan kembali terjadi. “Berdasarkan hal tersebut, sudah sewajarnya instansi terkait dan pihak berkompeten memberikan perhatian lebih serius untuk menjaga stabilitas harga, sehingga tidak terjadi fluktuasi yang tidak wajar,” imbau Iskandar.

Kepala BPS Aceh juga mengungkapkan bahwa inflasi yang terjadi Mei lalu juga telah menempatkan inflasi Banda Aceh sebagai yang tertinggi secara nasional. Inflasi nasional tercatat sebesar 1,41 persen.

“Hampir semua kota di Indonesia mengalami inflasi. Tapi, dari 45 kota, Banda Aceh-lah yang tertinggi, diikuti Ambon 3,38 persen, Jambi 2,53, Bandar Lampung 2,45, dan Pangkal Pinang 2,41 persen,” sebut Iskandar.

Akibatnya, laju inflasi tahun kalender 2008 (Januari-Mei) mencapai 6,54 persen dan inflasi setahun atau year on year/yoy (Mei 2007-Mei 2008) sebesar 15,29 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding angka nasional.

“Laju inflasi nasional tahun kalender 2008 sebesar 5,47 persen dan inflasi setahun (yoy) sebesar 10,38 persen,” sebut Iskandar.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, June 19, 2008  

Malik Ridwan : Kontributor Harian Bisnis Indonesia

- Kepala Humas : Kami sudah Penuhi Permintaan Masyarakat

konflik masyarakat setempat dengan pihak perusahaan semen andalas indonesia seakan tidak ada titik temu, masyarakat selalu ditipu sejak didirikan pabrik penghasil semen terbesar di sumatera setelah sriwijaya, kemana keadilan ini mereka cari. disaat damai masih ada stetiment yang dapat menganggu kehidupan, belum lagi dilihat dampak limbah disekiling pabrik yang dapat membahayakan penduduk setempat



Banda Aceh- Masyarakat Kecamatn Lupueng dan Lhok Nga kabupaten Aceh Besar yang diwakili oleh Kepala Desa yang berjumlah 34 dan Imum Mukim 5 serta 30 tokoh masyarakat setempat kembali mengultimatum pihak PT Semen Andalas Indonesia, kamis 5/6

Hadirnya perwakilan masyarakat tersebut disambut oleh pihak PT SAI yang diwakili oleh Kepala Humas Wisnu Diwantara. Sedangkan tokoh masyarakat setempat dipimpin oleh Yulfan. Yulfan menyebutkan. Alasan mereka menemui pihak PT SAI karena selama ini tuntutan kami tidak dipenuhi dengan mengulur-gulur waktu.

Maka kami kesini untuk kejelasan. Kami sudah tidak di hargai oleh pihak PT SAI. Kami sudah dikelabui oleh pihak PT SAI, sehingga kami menemui pihak PT SAI untuk memastikan janji-janji yang telah dilontarkan kepada kami sebelumnya. Ujar Yulfan.

Yulfan merincikan, perjanjian antara masyarakat Lupung dan Lhok Nga Aceh Besar dengan Pihak PT SAI Sebelumnya, yaitu Pihak PT SAI harus menghormati dan menjujungi tinggi norma masyarakat setempat.

Selain itu, Pihak PT SAI juga harus mengutamakan ketenagakerjaan dari penduduk lokal, sebab hadirnya PT SAI ini berkat dukungan masyarakat, tanpa masyarakat PT SAI ini tidak akan bisa berdiri disini.

Tambahnya Perumusan Analisi mengenai Dampak Lingkunagn (AMDAL) harus dilibatkan masyarakat setempat, karena selama ini pihak PT SAI selalu merumuskan sendiri tanpa melibat masyarakat.

“Jika tidak dipenuhi janji yang telah dilontarkan sebelumnya, masyarakat setempat tidak akan menjamin keamanan PT SAI, dan terus kami lakukan kampanye untuk menghentikan kegiatan PT SAI di daerah kami” Ujar Yulfan yang membuat kami kecewa, pihak PT SAI dan Pemkab Aceh Besar selalu menolak saat di ajak kompromi dengan masyarakat persoalan lingkungan.

Dari itulah kami sangat kecewa. Kenapa ketika bicara lingkungan selalu di tolak. Tandas Yulfan di hadapan Pers. Sementara itu, pihak PT SAI yang diwakili oleh kepala Humas Wisnu Diwantara, mengatakan, pihaknya sudah memenuhi tuntutan masyarakat setempat, kami sudah sepakat kebutuahan masyarakat harus di utamakan.

Wisnu menambahkan, persoalan tenaga kerja di PT SAI hampir 90% itu masyarakat Aceh dari 90% jumlah tenaga kerja 45% lebih masyarakat lupung dan lhok Nga. Selain itu, kami juga sudah merumuskan program kemakmuran masyarakat setempat, dengan program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat dan program kepemudaan.

Kami tidak menentukan budjet, kami kembalikan kepada masyarakat setempat. Papar wisnu kepada wartawan usai pertemuan dengan masyarakat. Kami juga menyediakan program beasiswa terhadap masyarakat yang kurang mampu dilingkungan PT SAI, ini bahagian tuntutan masyarakat yang harus kami penuhi.

Wisnu juga mengakui, sebelumnya pihak PT SAI tidak pernah melibat masyarakat dalam berbagai kebijakan di PT SAI, ini kecolongan masa lalu kami akan perbaiki di masa yan akan datang. Kami usahakan semampu kami bantu. Tandasnya.

Wisnu juga menyingung, PT SAI tidak di bantu oleh dana bantuan pinjaman seperti yang di beritakan sebelumnya, jika itu benar maka bukan saya yang berbohong akan tetapi president PT SAI, saya hanya mengutip dari beliau, tidak ada bantuan Pinjaman IDB untuk PT SAI. Ini semua dana perusahaan sendiri, tolong jangan di gembar-gembor

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, June 19, 2008  

Malik Ridwan : Kontributor Harian Bisnis Indonesia

Banda Aceh- Lembaga Aceh Journalis for AIDS (AJFA)mengusul kepada pemerintah dan dewan perwakilan Rakyat Aceh untuk mengagaskan Qanun penanggulangan HIV dan AIDS. Menginngat para pengidap HIV dan AIDS sudah menyebar ke 13 dari 23 kabupaten-kota dalam Nanggroe Aceh Darussalam.



Kian hari kasus HIV dan AIDS di Aceh sudah meningkat Tajam. Sejak ditemukan pengidap tahun 2004 hanya satu kasus, namun sekarang pengidap meningkat menjadi 23 kasus. Jika ini dibiarkan anak-anak aceh akan mengalami banyak penyebaran HIV dan AIDS, kata Ketua Journalis for AIDS (AJFA) Munawardi Ismail, SH sabtu 7/6
Munawardi, menambah, AJFA selaku lembaga Jurnalist yang peduli tentang peduli AIDS di Aceh, sudah saatnya parlemen turun tangan untuk menggagas kebijakan politik yang sesuai dengan peran lembaga legistatif. Agar persoalan HIV dan AIDS di Aceh bisa di atur dengan qanun tersendiri.
Sebenarnya isu HIV dan AIDS ini, bukan isu lokal/daerah, akan tetapi sudah menjadi isu internasional, di berbagai negara sangat serius menangani persoalan HIV dan AIDS. Untuk itu tindakan parlemen sangat diperlukan.
Banyak negara sudah berhasil mengurangi epidemi HIV dan AIDS melalui kemauan politik yang kuat dan komitmen untuk bertindak," sebut dia.

Katanya, sebagai cotoh beberapa negara seperti Thailand, Senegal berhasil mengurangi penyebaran HIV, begitu pula dengan Uganda juga berhasil mengatasi peledakan epidemi. Menurunkan tingkat infeksi dari 14 persen di tahun 90-an menjadi 8 persen pada tahun 2000.

Melihat strategi pencegahan dan penanggulangan yang telah berhasil di kembangkan oleh berbagai negara dan daerah lain yang ada di Indonesia. Maka parlemen perlu mempersiapkan peraturan daerah agar tidak terjadi peningkatan kasus HIV maupun AIDS. Dimasa yang akan datang. Jelasnya
Disebutkannya, jika Aceh nanti menghasilkan qanun yang dimaksud, berarti daerah ini sudah mengikuti beberapa daerah lain di Indonesia yang sudah lebih dulu membuat peraturan daerah untuk menanggulangi HIV dan AIDS.

Daerah-daerah yang sudah membuat produk hukum tentang HIV dan AIDS antara Perda Kabupaten Tasikmalaya Nomor 4 Tahun 2007 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS, Perda Kota Palembang, Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan HIV dan AIDS, Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Jawa Timur, serta beberapa daerah lain seperti NTT, Kabupaten dan Merauke dan Jayapura. Sebutnya.
Munawardi, menambahkan, percuma saja anggaran yang cukup banyak untuk Aceh. Jika masyarakat dalam wilayah hukum aceh mengalami penyakit yang mematikan. Sebelum menyebar yang lebih luas alangkah baiknya pihak pemerintah aceh dan parlemen mengatasi sejak dini dengan produk hukum yang jelas.
Sementara itu, Abdullah Saleh SH anggota DPRA faksi PPP mengatakan, pihaknya menyambut positif atas usulan AJFA untuk mengagaskan qanun tersebut.
Katanya, jika sangat mendesak untuk segera membuat qanun tersebut sebaiknya pihak AJFA membuat konsep yang matang kemudian mengajurkan kepada parlemen sebagai institusi pengesahan qanun di tingkat daerah.
Abdullah saleh, juga menyingung. Sebenarnya di Aceh sudah sangat konplit tentang pengaturan pengaulan bebas. Dengan hadirnya qanun syariat islam yang mengatur segala demensi kehidupan masyarakat. HIV dan AIDS tidak akan terjadi di Aceh.
Dijelaskannya, Jika masyarakat Aceh benar-benar menjalankan syariat denga baik sesuai dengan mekanisme, saya yakin penyebaran HIV dan AIDS tidak akan berkembang luas seperti terjadi sekarang ini.
Namun, itu semua perlu pengkajian yang serius dalam merancang peraturan daerah, untuk mengatasi terjadi penyebaran HIV dan AIDS di bumi serambi mekkah. Jika pihak AJFA dan organisasi peduli HIV dan AIDS merasa lebih penting. Tandas anggota komisi A.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, June 19, 2008  

Malik Ridwan wartawan sumberpost

Sabang- Pemerintah Aceh sedang mengupayakan kehidupan bebas dari segala penyakit di wilayahnya, terutama penyakit malaria yang sering menyerang warga aceh dengan tiba-tiba, maka untuk kedepan masyarakat aceh akan hidup bebas dari serangan tersebut.


Penyakit Malaria termasuk ke dalam 10 penyakit paling mematikan di Nanggroe Aceh Darussalam, dimana lebih dari 4,700 orang dinyatakan positif Malaria. Sejauh ini, Malaria telah menyebar ke 23 kabupaten di propinsi NAD. Kata Asisten II bidang ekonomi dan pembangunan kota Sabang, Derryansyah Kandou, SE kepada pers selasa 17/6 disabang

Maka untuk menuju aceh yang bebas dari segala penyakit, pemerintah aceh yang didukung oleh lembaga donor intersional Unicef dan beberapa organisasi internasional lainnya mengadakan pertemuan yang serius untuk menangani persolan penyakit tersebut. Sebagai langkah awal pemerintah menunjukan kota sabang sebagai daerah percontohan pertama, kemudian akan diteruskan pada kabupaten/kota lainnya yang ada di Aceh. Tambahnya.

Apalagi sabang akan menjadi daerah wisata asing, sebagai daerah parawisata tentunya harus bersih dari penyakit yang mematikan, memilih sabang tentu banyak faktornya, disamping keberhasilan untuk mencegah berbagai penyakit, juga sedang mempersiapkan untuk program wisata yang berbasis pusat ekonomi dunia. Ungkapnya.

Kepala dinas Kesehatan Kota sabang, dr Ikhsan. M.Kes, mengatakan, usaha selama ini yang sudah kami lakukan dengan hasil yang sangat mengembirakan, dari 95 kasus kinis per seribu penduduk pada tahun 2004 menjadi 45 klinis perseribu pada tahun 1997.

Saat ini hanya tinggal 6 desa (Krueng Raya, Paya Seunara, Cot Abeuk, Balohan, Jaboi, Keunekai) dalam wilayah kota sabang yang sangat masih tinggi dan 8 desa lainnya sudah mencapai 1 kasus positif yang sudah terkonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium dalam seribu penduduk pada tahun 2007. Jelasnya.

Berdasarkan data yang dikemukan diatas, maka saya lihat Sabang akan siap membebaskan malaria pada 2015 bahkan bisa lebih cepat dari target yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang.

Pada saat yang sama kepala Dinas Kesehatan Propinsi NAD, yang diwakili oleh assitennya Saiful Bahri, SKM, M.Kes, mengatakan, alasan memilih sabang sebagai daerah percontohan, dilatar belakangi karena usaha yang telah mereka lakukan sudah terbukti.

Maka Untuk mencapai target membebaskan malaria di seluruh Propinsi NAD, pemerintah propinsi NAD merangkul berbagai mitra baik nasional maupun internasional seperti WHO, UNICEF, LSM internasional (MENTOR, Mee Fah Luang), serta Palang Merah Indonesia dan Palang Merah Amerika, untuk bahu membahu melakukan berbagai kegiatan pembebasan malaria, tambahnya.

Sementara itu, Staf Unicef Aceh bagian pengendalian penyakit menular, Dr. Herdiana, mengatakan ada beberapa strategi perlu dipersiapkan oleh pemerintah propinsi NAD, dan pemerintah kota Sabang untuk membebaskan daerahnya dari penyakit malaria.

Strategi tersebut antara lain, Adanya komitmen yang kuat dari pemerintah baik daerah maupun pusat, Adanya kerjasama lintas sektoral yang nyata, Penguatan sistem penanganan kasus malaria, Peningkatan kualitas pemeriksaan konfirmasi laboratorium untuk seluruh kasus dengan dugaan malaria.

Srategis lainnya, adanya kegiatan pengendalian vektor yang terpadu, terfokus dan berkelanjutan, Peningkatan sistem surveillans, adanya prakarsa kerjasama untuk daerah perbatasan, baik dalam hal skrining dan pengobatan. Peningkatan partisipasi masyarakat dan pelaksanaan kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat yang terus menerus dan berkesinambungan. serta kegiatan pemantauan dan evaluasi dari segi operasional dan tendensi dari perubahan pola penyakit. tambahnya

“Strategi tersebut tidaklah terlalu muluk, karena kondisi penyakit ini tidak terlalu tinggi insidensinya dibandingkan dengan beberapa propinsi di Indonesia bagian timur,” imbuh dr. Herdiana.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, June 19, 2008  

oleh :malik ridwan kontrinutor bisnis indonesia

Banda Aceh-IAIN Ar-Raniry menjalin kerjasama dengan university Kebangsaan Malaysia dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan yang mutakhir di abad sekarang ini. Kesepakatan ini terwujud bermula dari melakukan seminar internasional yang berlangsung selama dua hari di gedung pogram pascasarjana IAIN Ar-Raniry.


Banyak hikmah dan manfaat yang kami dapatkan disini, selama dua hari di Aceh sangat terasa nyaman dan dingin, aceh benar-benar tidak ada konflik lagi, kami merasakan hal itu, kata idris zakaria, wakil Dekan UKM Malaysia, Rabu 17/di banda aceh.

Secara spontan Idris Zakaria menawarkan kerjasama yang konkret dengan IAIN Ar-Raniry dalam sumber daya manusia, kami inginkan aceh ini maju dalam dunia pendidikan, tidak harus menunggu lama, jika perlu mari kita barter antar dosen IAIN Ar-Raniry dangan UKM, selanjutnya kita lakukan pertukaran antar mahasiswa. Lanjutnya.

Tawaran ini muncul setelah diskusi yang panjang dengan pihak IAIN. Idris juga memuji kesabaran masyarakat aceh dan begitu cepat beradatasi dengan lingkungan. Dulu kami hanya mendengar konflik politik di Aceh begitu panjang. Namun sekarang sudah bangkit dan bahu bersama untuk membangun negeri yang telah porak-poranda ini. Sebut wakil dekan UKM ini.

Katanya, apa yang bisa kami lakukan untuk aceh ini. Kami hanya bisa membantu lewat jalur pendidikan, mudah-mudahan pertemuan yang singkat ini bisa berlanjut di masa yang akan datang. Untuk itu kami ingin mengikat kerjasama yang konkret dengan pihak IAIN Ar-Raniry agar aceh ini bisa lebih maju dalam dunai pendidikan. Tambah Idris zakaria.

Samentara itu, pihak IAIN dalam hal ini diwakili oleh Pembantu Rektor I bidang Akademik. M.Nasir Budiman. Membenarkan tawaran yang diajukan oleh pihak UKM kepada IAIN Ar-Raniry. Kedua belah pihak sudah memiliki komitmen bersama untuk saling memajukan pendidikan Aceh.

“investasi pendidikan lebih jauh berharga bila di bandingkan dengan investasi bidang lain, sebab menguasai ilmu sangat mendukung untuk menguasi belahan dunia, untuk itu kami sambut dengan baik tawaran ini,” kata M.Nasir Budiman

Untuk tahap pertama kita lakukan pertukaran tenaga pengajar sesuai dengan kebutuhan dan disiplin ilmu yang kita miliki, dan karya-karya dosen kedua universitas ini. Untuk selanjutkan nanti sama-sama di bahas sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Jelas nasir.

Sebutnya, kita tinggal selangkah lagi untuk mewujudkan impian yang telah disepakati ini, kita akan meminta persetujuan gubernur Aceh untuk meneruskan tawaran ini. Karena dalam amanat MoU Hensilki serta UU-PA, segala bentuk kerjasama dengan berbagai negara cukup disetujui oleh kepala pemerintahan Aceh.

“kita tidak ingin melanggar ketentuan yang telah ada, sepulang gebernur dari jakarta kita akan melaporkan hal ini, mudah-mudahan bapak gubernur bisa memahami keinginan kedua belah pihak dan kita berdoa saja semoga disetujui,” imbuhnya.


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, June 19, 2008  

Banda Aceh-Lebih dari 15 ribu anak sekolah tingkat menengah umum di aceh dinyatakan tidak lulus pada ujian Nasional yang diselenggarakan pada mei lalu.



Lemahnya kontrol terhadap pendidikan di aceh, menyebabkan mutu pendidikan menurun drastis, kata burhanuddin kepada bisnis indonesia di banda aceh rabu 18/6. Padahal anggaran biaya untuk memajukan pendidikan di aceh sudah dialakosikan sebesar 1.3 Trilyur.

Namun, katanya, mekanisme yang dijalankan belum tepat sasaran. Penyaluran Dana bantuan operasional sekolah di Aceh masih banyak sarat masalah, sehingga berdampak pada hasil kelulusan Ujian Akhir Nasional yang semakin menurun. Lanjut anggota DPRA Fraksi F yang membidangkan pendidikan.

Selain itu, masih banyak persoalan lain di hadapi oleh tenaga pengajar di pendaerahan, pemerintah belum mampu membenahi sistem dan perangkat pendidikan secara umum, sebahagian besar guru di daerah tidak diberikan buku paket. Lanjutnya.

Burhanuddin menambah, Pemberian uang TC, dana BOS untuk guru juga masih sarat masalah dan amburadul, dan tidak tranparan, para guru banyak yang tidak mendapat hak-haknya secara patut. Fakta hasil kwalitas pendidikan dari UN tahun ini, belum mencerminkan gambaran alokasi anggaran Rp 1. Triliun lebih, Kebocoran anggaran juga masih disinyalir terjadi dijajaran dunia pendidikan di Aceh.

Yang sangat disayangkan, adanya kecurangan dilakukan oleh pengawas saat ujian berlangsung, sehingga mempengaruhi nilai yang dialami oleh siswa, namun pemerintah hanya diam saja. Tidak merespon apa-apa, ini terbukti keseriusan pemerintah untuk memajukan pendidikan di aceh masih diragukan. Ujar burhanuddin.

Kebocoran anggaran juga masih disinyalir terjadi dijajaran dunia pendidikan di Aceh. Diharapkan agar Komite sekolah dan org tua murid memantau terus perjalanan pendidikan di Aceh, dan melaporkan kepada yg berwajib apabila menemukan indikasi penyimpangan anggaran pendidikan dan pengutipan yang tidak benar. Kami siap membanti untuk pengawasan demi masa anak-anak aceh.


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, June 19, 2008  

malik ridwan kontributor Bisnis Indonesia
Banda Aceh- Ujian Akhir Nasional (UN) baru saja selesai dilaksanakan, panitia mengumumkan hasil yang diperoleh ternyata jauh lebih buruk dari tahun sebelumnya. Menurut data yang kami peroleh dari Dinas Pendidikan propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Secara keseluruhan kelulusan Ujian Akhir Nasional dinyatakan lebih dari 30 persen siswa tidak lulus ujian tersebut.


Hasil pengumuman Ujian Nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Umum (SMU) sederajat tahun 2008 di Provinsi Aceh yang akan diumumkan pada hari ini, Sabtu (14/6) di masing-masing sekolah ternyata masing tak kalah buruknya dari tahun sebelumnya.

Data tersebut menyebut, dari 31. 201 peserta UN bidang IPA se-provinsi Aceh, ternyata cuma 80,76 persen siswa yang lulus. Yang paling parah adalah di bidang IPS, dari 23. 438 peserta cuma 62,31 persen yang lulus. Dibidang bahasa cuma 72, 85 persen siswa yang lulus. Tingkat SMK tercatat 68,67 persen siswa yang lulus UN.

Ketua panitia UN tingkat Provinsi Aceh, Yulizar usman, mengakui dirinya belum mengetahui persis berapa persen yang tidak lulus ujian nasional tersebut, saya belum sempat melakukan cek dan ricek data kelulusan secara keseluruhan.

Namun, katanya, jika benar nanti ada siswa yang tidak lulus ujian nasional, mereka harus menempuh ujian paket c yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 juni nanti, Pendaftaran ujian paket c dimulai 16 sampai 20 Juni disekolah masing-masing. tambah yulizar kepada sejumlah wartawan di banda aceh.

Sementara itu, Drs. Sofyan Sulaiman, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh mengakui tingkat kelulusan siswa Kota Banda Aceh berada di atas rata-rata Provinsi Aceh. Beberapa sekolah disebutkan, malah mendapat predikat A.

Katanya, sekolah-sekolah yang mencapai tingkat kelulusan 100 persen adalah SMA Methodis, SMU 1 Banda Aceh jurusan IPA, SMU 3, SMU Fatih School, SMU Safiatuddin dan SMU 4 Kota Banda Aceh. Beberapa sekolah tersebut berklasifikasi A.

Kota banda aceh sendiri tidak terlalu banyak yang tidak lulus ujian akhir nasional tersebut, secara Persentase kelulusan siswa pada un SMU Kota Banda Aceh sendiri mencapai 91,22 persen dari total siswa SMU yang ikut UN 2008.


Di Aceh Selatan, Ada Sekolah Yang Kelulusan O Persen

Buruknya angka kelulusan kali ini juga terjadi di berbagai wilayah dalam kabupaten. Di Aceh Selatan misalnya, bahkan ada beberapa sekolah yang satu bidang jurusan memiliki 0 persen kelulusan.

Data yang diperoleh oleh wartawan, dua sekolah di Aceh Selatan jurusan IPS memiliki angka 0 persen kelulusan. Sekolah tersebut seperti SMA 1 Trumon yang angka 0, 00 persen kelulusan dan MA Swasta Kluet UTARA.

Selanjutnya, SMA I Bakongan jurusan IPS memiliki angka kelulusan 38,82 persen, SMA I Kluet Utara dengan 5,88 persen kelulusan, SMA I Trumon Timur dengan 33,33 persen. Paling bagus, diduduki oleh MAN 1 unggul tapaktuan jurusan IPS dengan angka kelulusan 100 persen, disusul SMA I Labuhan Haji serta SMA I Kluet Selatan.

Di jurusan IPA, SMA I Kluet Selatan juga memiliki kelulusan 100 persen, terburuk SMAN I Trumon dengan angka kelulusan 20 persen serta MA swasta Kluet Utara dengan angka kelulusan cuma 43, 95 persen.


Pendidikan Aceh Sangat buruk

Buruknya nilai ujian akhir nasional mendapat kecaman dari berbagai pihak, salah satu datang dari pengamat pendidikan aceh Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim.

Farid, menilai kegagalan ini berdampak pada sistem pengelolaan pendidikan aceh masih ambul radul, seharusnya tidak terjadi karena tahun sebelumnya angka kelulusan 88 persen, atau 22 persen tidak lulus.

Ini suatu kemunduran yang di alami dunia pendidikan aceh, padahal tahun 2007 lalu pemerintah mengalokasikan biaya pendidikan sebesar 700 milyar lebih, namun pembinaan sangat tidak realitis, kata Dekan Fakultas tarbiyah IAIN Ar-Raniry.

Seharusnya dinas pendidikan bercermin diri, karena telah terbukti tidak mampu memperbaiki sistem pendidikan yang lebih baik dari tahun sebelumnya, jika ini tidak di ambil langkah secepatnya. Tahun depan dunia pendidikan Aceh semakin merosot dimata nasional, tambah farid.

“jangan hancurkan masa depan anak-anak karena manajemen pendidikan yang tidak bagus, seharusnya dinas terkait lebih fokus mencari kelemahan di tahun ini. Percuma anggaran yang dialokasi 1.3 Milyar jika tingkat kelulusan tidak mampu melewati angka tahun 2008,” harap Farid dengan nada optimis.

Hal senada juga disampaikan anggota DPRA yang membidangi bidang pendidikan, Burhanuddin, dianya sangat kecewa setelah mengetahui angka ketidaklulusan lebih dari 30 persen.

Burhanuddin menambahkan, seharusnya angka ketidaklulusan tidak mencapai 30 persen, ini justru lebih buruk dari tahun sebelumnya. Saya sangat kwatir kedepan bisa jadi tingkat kelulusan menurun lagi, ujar anggota komisi F DPRA ini.

“sebaiknya dinas pendidikan harus membenahi manajemen sekolah yang lebih baik secepatnya, ini masih punya waktu setahun, jika tidak dibenahi. Masa depan sekolah-sekolah di aceh akan menurun lagi kwalitas siswanya,” tambah burhanuddin.

Katanya, dengan anggaran yang cukup besar untuk tahun 2008 ini. Dinas pendidikan masih memiliki waktu membenah manajemen sekolah yang sudah ambul radul, saya harap kepala dinas propinsi secepat mungkin melakukan koordinasi dengan dinas-dinas kabupaten/kota yang ada dalam Nanggroe Aceh Darussalam.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Saturday, June 14, 2008  

sisip mata

(Sunday, June 08, 2008)





Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Sunday, June 08, 2008  



Oleh : Malik Ridwan


- Juru Bicara BRR : Tidak Ada Pembayaran Ganda

Banda Aceh-Badan Pekerja Anti Korupsi Gerak Aceh menemukan ada Dua satuan kerja Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Satker BRR) Aceh-Nias diduga telah melakukan pembayaran ganda dalam proses pekerjaan fisik yang dilakukan Kantor pusat di Lhung Bata.

Proyek yang didanai Satker sementara BRR-Kelembagaan, Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Satker BRR-Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD dengan total indikasi kerugian Negara mencapai Rp. 1.660.840.500. hal ini terungkap atas penelitian laporan SP2D (surat perintah pencairan dana) terhadap bukti biaya pengeluaran pembayaran uang ditahun 2007. Kata Manager Program Monitroring Rehabilitasi dan Rekonstruksi Gerak Aceh di Banda Aceh, rabu 4/6.

Ini bukan pertama kali di lakukan oleh BRR dalam melakukan proyek fisik, akan tetapi sudah sering terjadi, sehingga banyak proyek lain tidak siap karena alokasi anggaran kerap disalahgunakan. Tambah Askhalani.

Dari hasil analisa terhadap dokumen, ditemukan bahwa potensi kerugian negara yang dilakukan dalam pekerjaan fisik dengan modus melakukan pembayaran untuk proyek yang sama kepada satu perusahaan mencapai angka milyaran rupiah. Tandasnya

Askhalani menjelaskan kronologis temuan pembayaran ganda terjadi, memicu pada data dokumen serta penelitian terhadap keabsahan SP2D serta SPM (surat perintah membayar) ditemukan bukti yang telah dibayarkan kepada tiga perusahaan dalam proyek pekerjaan fisik yang sama oleh kedua Satker tersebut.

Ketiga perusahaan dimaksud yaitu CV Global Bangun Persada pada Proyek Pekerjaan Pembangunan Pagar BRC dan Pagar Bataco Kantor Satker BRR Lhueng Bata di Kota Banda Aceh (Paket 43) pada Satker BRR-Kelembagaan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Satker BRR-Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD.

CV Geulumpang Cipta Sarana pada Proyek Pekerjaan Paving, Jalan Akses, Saluran dan Taman Kantor dan Tempat Parkir Kendaraan Roda Dua Komplek Satker Sementara Lhueng Bata di Kota Banda Aceh. pada Satker BRR-Kelembagaan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Satker BRR-Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD

Dan yang ketiga Proyek Pekerjaan Pembangunan Gedung A,B,C dan Pos Jaga Komplek Kantor Satker Sementara Lhueng Bata di Kota Banda Aceh. pada Satker BRR-Kelembagaan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Satker BRR-Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD yang dikerjakan oleh Dikerjakan CV Mitra Mulia Kontruksi, jelas Manager Monitroring Rehabilitasi dan Rekonstruksi Gerak Aceh

Hasil monitoring dan analisis dokumen ada kejanggalan yang cukup luar biasa. Sebab, perusahaan pemenang dalam pembangunan ini bisa melakukan penarikan dana sekaligus diproyek yang sama, apa lagi realisasi proyek yang dikerjakan oleh tiga perusahaan tersebut dikeluarkan oleh dua satker yang berbeda. Lanjutnya.

Kedua Satker tersebut melakukan transaksi keuangan pada waktu yang berbeda, satker SDM dilakukan pada tanggal 1 Februari 2007 sedangkan satker PIP-NAD dilakukan pada tanggal 12 Juni 2007, pengeluaran atas pencairan dana yang dikeluarkan oleh KPPN Khusus Banda Aceh pada proyek yang sama ketiga perusahaan tersebut. Sebut Askhalani.

“dari fakta tersebut maka patut diduga bahwa pekerjaan yang dilakukan salah satu dari pekerjaan itu akan ter-indikasi fiktif, hal ini dikarenakan proses pekerjaan dilakukan double atas tempat, wilayah kegiatan serta proyek dan pekerjaannya sama, maka potensi fiktif terhadap salah satu Satker sangat berpeluang terjadi terutama dalam penarikan dana.” Ungkap manager di hadapan wartawan

Untuk itu kami dari Gerak Aceh mendesak Aparat Penegak Hukum baik Pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh maupun Polisi untuk segera mungkin melakukan penyelidikan dan pemeriksaan atas kasus ini.

Selain itu, kepala Bapel BRR NAD-Nias, Deputi Operasi Dan Deputi Pengawasan untuk segera melakukan pengusutan atas kasus ini dan juga menyerahkan kasus ini kepada aparat penegak hukum, mengingat adanya potensi kerugian negara milyaran rupiah serta segera mengenakan sanksi internal berupa sanksi administrsi untuk memberikan efek jera bagi staff BRR yang patut dicurigai adanya indikasi “permainan” oleh oknum-oknum tertentu dalam proyek ini untuk memperkaya diri. Desak Askhalani.

Sementara itu Juru Bicara BRR, Twk Mirza Keumala yang dihubungi bisnis Indonesia menyatakan, temuan yang telah disampaikan Gerak Aceh itu sudah di sikap baik pihakya.

Namun, setelah menurunkan Tim dari Deputi pengawasan BRR tidak ditemui pelanggaran, hanya saja terjadi pengeseran satker. Itulah yang menjadi masalah. Tambah mirza.

Mirza menambahkan, kronologis kejadian itu, mulanya satker tersebut hanya satu pada awal januari tahun 2007, namun di pertengahan mei 2007 di belah menjadi dua satker, sehingga arsip terbawa ke satker baru, sehingga menimbulkan kecurigaan, namun setelah diteliti tidak ada apa-apa. Kita sudah menyelidiki sejak kejadian tersebut.

“tolong jangan di besar-besarkan lagi, kita sudah menyelidiki sesuai dengan mekanisme BRR, jadi intinya tidak ada pembayaran ganda di lakukan oleh BRR” tandas Mirza Keumala.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Sunday, June 08, 2008  

Damai Aceh kembali ternodai

(Wednesday, June 04, 2008)

Kondisi masyarakat aceh sepertinya belum pulih dari tekanan konflik yang berkepanjangan, buktinya masih ada terjadi penyerangan terhadap warga sipil oleh sekelompok orang-orang yang bersenjata dan berpakaian lengkap.

Kejadian tanpa motif apa-apa terjadi pada tanggal 30-31 mei lalu. Disebut-sebut kelompok dimaksud datang dari Bener Meriah membakar dan merusak tiga rumah, empat sepeda motor serta menembak seekor kerbau milik masyarakat nisam antara. Di KM 33 itu, mereka melakukan penggerebekan rumah yang disusul letusan senjata. Ujar Juru Bicara Komite Peralihan Aceh Ibrahim syamsuddin kepada wartawan rabu 4/6 di banda aceh

Seperti dikutip dari kepala desa Kepala Dusun Jabal Antara, Anwar, kini kondisi masyarakat nisam antara sangat ketakutan akibat kejadian tersebut. Tambah Juru Bicara KPA

Untuk itu kami dari Komite Peralihan Aceh mengutuk atas kejadian tersebut dan meminta aparat kepolisian harus bertindak terus mengusut tuntas agar tidak terjadi main hakim sendiri jelas-jelas tidak dapat diterima akal sehat. Ini jelas sangat menganggu proses perdamaian yang seharusnya kita rawat bersama. Ungkap Ibrahim

Ibrahim Syamsuddin, menambahkan, seharusnya aparat penegak hukum bersikap tegas dan cepat untuk mengusut tuntas siapapun yang menodai perdamai Aceh, ini negera hukum mestinya semua pelaku harus di jerat sesuai dengan hukum yang berlaku tidak main hakim sendiri. Rakyat sudah sangat trauma, dan baru perlahan beranjak menata kembali pranata normal kehidupan mereka jangan dinodai oleh sentimen-sentimen pribadi atau kelompok. Semua pihak harus menghormati hukum

“Tindakan barbar seperti yang dipertontonkan di Nisam menunjukan masih ada pihak yang belum memahami makna Perdamaian sepenuhnya, mengapa harus merusak harta milik masyarakat kecil dan tak berdosa. Seharusnya rakyat kecil harus dilindungi karena perdamaian ini lahir dari mereka” lanjutnya

“jika aparat kepolisian tidak mampu mengungkap kasus yang menimpa masyarakat Nisam, kami siap membantu pihak aparat jika di minta bantu, agar prosesi perdamaian Aceh benar-benar berjalan sesuai dengan amanah MoU helsenki” tandas ibrahim।

----------------

bangsa yang mulia adalah bangsa yang merdeka dari kebebasan berpikir, bukan bangsa yang larut di jajah oleh karakteristik dan kebijakan tertentu

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Wednesday, June 04, 2008