Banda Aceh-Pemerintah kota Banda Aceh untuk tahun 2008 mentargetkan tidak lagi penghuni barak, pemkot telah berupaya semaksimal mungkin agar para korban mendapatkan haknya, sebenarnya persoalan barak sudah selesai tahun 2007 ini, karena ada kendala masalah verifikasi sehingga ada beberapa barak yang belum di bongkar. Ujar wakil walikota Banda Aceh Hj. Illiza sa’addin Djamal, kamis 27/12

Illiza menambahkan, kebanyakan penghuni barak yang belum mendapat rumah itu adalah mereka berstatus sebagai penyewa rumah orang bukan pemilik rumah sebelum tsunami menerjang kota Banda Aceh tahun 2004 lalu.

Namun demikian, ini tanggung jawab kita selaku pemerintah mencari solusi agar mereka mendapatkan rumah, mudah-mudahan tahun 2008 nanti bisa teratasi, mereka juga korban tsunami yang harus diperhatikan, ujarnya.

Sementara itu, Camat Bandar Raya Iskandar, S.Sos, M.Si mengatakan sampai saat ini masih ada penghuni Barak di kecamatan Bandar Raya berjumlah 1250 jiwa lebih dari total keseluruhan 9750 jiwa pada saat pengungsi dulunya, mereka semua ditempatkan di barak Lhoong Raya.

“Akhir Desember ini kita akan membongkar empat barak lagi sekitar 48 kk, mereka semua dipindahkan ke barak Bakoy Kecamatan Ingin Jaya sambil menunggu proses pembangunan rumah dari BRR”

Iskandar menambahkan, Sisanya sedang diupayakan untuk mendapatkan rumah dari Australia Red Gross, pihak donor sendiri sudah berjanji untuk membantu para korban tsunami, kita juga sudah membicarakan hal ini dengan BRR dan mereka sudah komitmen untuk membantu para pengungsi, yang insya Allah bulan juni 2008 semua sudah mendapatkan rumah.

Iskandar mengakui, pengungsi di kecamatannya hampir rata-rata, sekitar 85 persen berstatus sebagai penyewa rumah, ini yang menjadi kendala sehingga mereka bertahan di barak sampai saat ini.

Penghuni barak yang masih tinggal sekarang sedang dilakukan verifikasi oleh BRR dan kita terus melakukan upaya serta koordinasi dengan semua pihak terutama pemerintah kota, BRR dan pihak donor agar penghuni barak tahun 2008 nanti bisa selesai. Imbulnya.[]

di Publikasi di Harian Aceh

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

oleh : Malik Ridwan


Banda Aceh-Pengurus Partai Persatuan pembanguan (PPP) kota Banda Aceh melakukan pemotongan daging kurban sebanyak lima ekor sapi, sabtu 22/12, pemotongan daging dimulai sejak pukul 06.00 wib sedangkan pembagian daging berakhir pada jam 12.00 wib siang.

Sebanyak 510 tumpuk daging kurban ini dibagikan untuk fakir miskin, kaum dhuafa, anak yatim serta simpatisan partai yang ada di ranting-ranting dalam kota Banda Aceh, kemudian diikuti makan bersama masyarakat sekitar di kediaman rumah ketua DPC PPP kota Banda Aceh, Hj. Illiza Sa’adudin Djamal, yang juga wakil walikota Banda Aceh. Desa lamdingin.

Ketua panitia Kurban PPP, Umar ismail S.Ag mengatakan, pada prinsipnya kurban pada idul adha merupakan amanah dan mengenang histories saat nabi Ibrahim as, menjalankan perintah Allah.

Sudah sepantasnya kita selaku hamba Allah yang taat melakukan kurban, apalagi ini partai islam yang cita-citanya melestarikan budaya islam sendiri, jelasnya.

Umar ismail, menambahkan, kurban ini bersumber dari pengurus PPP kota Banda Aceh, Faksi PPP, simpatisan Partai, Mawardi Nurdin dan keluarga serta dari ketua DPC PPP.

“walau masih sangat kurang inilah kemampuan yang bisa kami perbuat semoga dengan bantuan kurban ini warga miskin, kaum dhuafa, anak yatim serta simpatisan partai bisa terbantu bebannya“

Saya berharap, di tahun mendatang partai yang berlambang ka’bah ini bisa lebih banyak lagi berkurban agar fakir miskin, kaum dhuafa, anak yatim, simpatisan partai yang ada di kota Banda Aceh bisa ke bagian rata.

Sementara itu, ketua DPC PPP kota Banda Aceh Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, mengatakan merasa sangat bahagia sekali pada hari ini, karena partai yang dipimpinya mampu melakukan peningkatan berkurban dari tahun sebelumnya.

Ini merupakan wujud nyata ketaatan kita kepada Allah serta keperdulian terhadap sesama makhluk Allah, Semoga ditahun mendatang PPP kota Banda Aceh akan lebih banyak lagi menyembelih kurban pada idul adha, katanya saat makan bersama dengan warga sekitarnya di tempat pembagian daging kurban berlangsung.

Zulfikar, salah satu simpatisan partai, mengatakan, terima ksih banyak kepada pengurus partai yang telah membantu kami, saya berharap untuk tahun yang akan datang ini terus di lakukan agar warga partai merasa diperhatikan.

www.kabarindonesia.com

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

Banda Aceh-Keluarga Besar Persaudaraan Aceh Timur (KB PAT) Banda Aceh, cukup prihatin terhadap kondisi pemerintahan kabupaten Aceh Timur, dimana bupati muslem hasballah melakukan demosioner seluruh pejabat penting di jajaran pemerintahan dan menuntut mereka tetap bekerja seperti masa jabatan di embannya, kata Tokoh masyarakat aceh timur banda aceh, Ismail Anshari, usai shalat jumat 25/1

Ismail, menilai ini langkah yang keliru di ambil oleh bupati Muslem Hasballah dalam melakukan demosioner seluruh pejabat penting di kabupaten tersebut, mereka belum habis masanya dan masih banyak tugas yang harus di kerjakan oleh pejabat tersebut untuk mendukung program pembangunan di daerah aceh timur.

Menurutnya, sikap yang di ambil bupati hasballah itu sudah keterlaluan dalam mengambil kebijakan untuk kemajuan di kabupaten aceh timur, ini membuat kami sangat prihatin terhadap kondisi daerah yang berdampak pada prosesi pembangunan daerah, katanya.

Secara jujur kami sangat terkejut, ketika mendengar informasi tentang kebijakan bupati yang tidak kompromi dalam mengambil kebijakan daerah, ini terlalu egois dan pribadial dalam mengambil kebijakan daerah, sebaiknya bupati berkonsultasi dulu dengan orang-orang yang bisa mempengaruhi dalam pembangunan aceh timur, ungkap ismail

Ismail menambahkan, dalam kondisi damai ini seharusnya bupati menciptakan kondisi kondusif dalam pemerintahan, agar kabupaten aceh timur bisa terbangun secara bersama-sama, walaupun ini hak priogratif seorang kepala daerah, namun menurut saya keterlaluan sekali dalam mengambil kebijakan yang dapat mempengaruhi preseden buruk kondisi daerah, paparnya

“Ini catatan sejarah yang paling buruk dalam pemerintahan aceh timur, apalagi pejabat yang demosioner dituntut untuk bekerja keras seperti biasanya, bukankah ini suatu kejadian aneh bin ajaib untuk mempercepat pembangunan kabupaten aceh timur,” tambahnya

Jikapun bupati muslem ingin membuat fit profer test terhadap pejabat baru, sebaiknya tidak melakukan demosioner pejabat sekarang, agar mereka bisa bekerja untuk membantu bupati dalam penyaringan pejabat baru, contoh saja seperti yang dilakukan oleh propinsi, tandasnya.[]

www.harianaceh.com

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

Banda Aceh-Menjelang musyawarah alumni IAIN Ar-Raniry (Koniry) yang akan berlangsung pada tanggal 3-4 Januari mendatang Muhammad Nazar S.Ag (wagub Aceh), hampir dipastikan calon kuat ketua koniry untuk mengantikan M. Jafar Puteh yang sudah habis masanya.

Pasalnya, banyak alumni IAIN Ar-Raniry menginginkan Muhammad Nazar menjabat sebagai ketua Koniry untuk 3 tahun mendatang

Ketua Panitia pelaksana kegiatan Lukman Ibrhaim, mengatakan belum ada pembicaraan khusus untuk memperebut kursi ketua untuk periode mendatang, kita masih mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam rapat nanti. Sabtu 29/12

“kita saja nanti apa hasil keputusan rapat yang dihadiri oleh alumni IAIN Ar-Raniry, karena banyak calon-calon ketua koniry untuk periode mendatang bermunculan, mereka semua adalah orang-orang yang sukses mengembangkan organisasi diluar kampus, namun sampai hari ini belum ada yang mendaftar, itu baru isu, mungkin saja bisa bertambah,” ujarnya.

Isu yang berkembang diluar yang diperoleh harian aceh banyak Calon-calon lain yang siap untuk memimpin koniry ini, seperti M.Nasir Djamil (anggota DPR RI), Ameer Hamzah (anggota DPRA), Dr Syamsul Rizal (pembantu dekan I Ushuluddin), Fuadi Zulkifli (kasubbag perlengkapan Biro IAIN Ar-Raniry dan banyak calon lain yang bermunculan.

M. Jafar Puteh, Ketua sekarang mengatakan, kita berikan kesempatan kepada seluruh alumni IAIN untuk memimpin organisasi ini dengan baik, karena IAIN Ar-Raniry hari ini telah mengorbit kader-keder yang terbaik.

Mungkin mereka memilih saya kembali, nanti kita lihat perkembangan di lapangan, namun sampai hari ini saya belum ada niat untuk memimpin kembali koniry ini, karena banyak tugas yang harus saya kerja untuk membangun IAIN ini. Tandasnya.[]

www.harianaceh.com

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

Banda Aceh-Dari hasil analisis data yang dilakukan Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh, GeRAK Aceh memperkirakan, pada tahun 2006 telah terjadi potensi kerugian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di empat belas kabupaten/kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebesar Rp. 454. 035.548.860 Milyar.

Koordinator GeRAK Aceh Akhiruddin Mahyuddin selasa (8/1) mengatakan, dari hasil analisis data yang dilakukan GeRAK Aceh, potensi kerugian APBD tahun anggaran 2006 diempat belas kabupaten/kota provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sebesar Rp.454.035.548.860.

Menurutnya, kabupaten/kota yang berpotensi kerugian APBD antara lain, Aceh Selatan terjadi 14 kasus dengan potensi kerugian daerah sebesar Rp. 4.793.752.574, Aceh Tengah 11 kasus potensi kerugian Rp. 2.960.016.112, Banda Aceh 7 kasus, potensi kerugian Rp.2.864.348.379, Bener Meriah 10 kasus, kerugian Rp.313.872.413.934, Bireun sembilan kasus, potensi kerugian Rp.3.461.947.660”.

“Lhokseumawe 13 kasus, potensi kerugian Rp.23.346.122.719, Simeulue delapan kasus, potensi kerugian Rp.16.674.472.690, Aceh Barat 10 kasus, potensi kerugian Rp.60.167.806.618, Aceh Barat Daya 14 kasus, potensi kerugian Rp.4.472.201.243, Aceh Besar 20 kasus, potensi kerugian Rp.10.342.354.291, Aceh Jaya 12 kasus, potensi kerugian Rp.5.714.873.260, Aceh Tenggara 12 kasus, potensi kerugian Rp.5.207.793.380, Sabang tujuh kasus, potensi kerugian Rp.111.000.000 dan Pidie 11 kasus, potensi kerugian Rp.46.446.000,” tambah Akhiruddin.

Akhiruddin juga menambahkan, “Seperti yang terjadi di kota Sabang, beberapa kasus yang berpotensi merugikan keuangan daerah diantaranya, belanja bantuan keuangan tahun 2006 untuk instansi vertikal sebesar Rp1.523.701.000 memboroskan keuangan daerah, realisasi belanja bantuan keuangan tahun 2006 pada sekretariat daerah sebesar Rp.485.640.000 tidak didukung bukti yang lengkap dan sah”.

“Biaya penunjang kegiatan sekretariat daerah sebesar Rp.111.000.000 digunakan oleh Muspida tidak sesuai peruntukannya, penerimaan pajak penerangan jalan umum (PPJU) sebesar Rp.267.415.238 dicatat secara netto, sisa pengisian kas tahun 2006 sebesar Rp.863.779.298 belum disetor dan sebesar Rp.3.366.941.556,00 terlambat disetor ke kas daerah dan sisa pengisian kas tahun 2006 sebesar Rp.863.779.298 belum disetor, sebesar Rp.3.366.941.556 terlambat disetor ke kas daerah,” tambah Akhiruddin.

“PDAM aneuk laot Sabang belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana subsidi sebesar Rp.703.944.190 hasil pembangunan rumah dinas wakil walikota senilai Rp.941.218.000 belum dimanfaatkan dan pembayarannya melebihi prestasi pekerjaan sebesar Rp.2.895.000,00.laporan pertanggungjawaban atas penggunaan bantuan keuangan kepada panitia pengawas pemilihan (Panwas) sebesar Rp.249.980.000 terlambat disampaikan,” tambahnya.

Karenanya, GeRAK Aceh mendesak pihak terkait tidak tinggal diam dan membiarkan kasus ini terus berlarut-larut tanpa ada penyelesaian karena jika hal ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan kedepan kasus seperti ini akan terulang kembali.[]

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

Darussalam-Para dekan dalam lingkungan IAIN Ar-Raniry, diantaranya Dekan Tarbiyah Farid Wajidi, Dekan Adab Azman Ismail, Dekan Syariah Hamid Sarong dan Dekan Dakwah Arbyah Lubis, meminta kesediaan mahasiswa yang tergabung dalam forum bemaf untuk tidak lagi melanjutkan aksi blokir yang berlangsung sejak 31 sampai 3 januari.

Kedatangan Dekan fakultas ini disambut baik oleh sejumlah mahasiswa yang berada di bundaran gerbang IAIN Ar-Raniry, dengan duduk bersela di bawah tenda saling berdialog untuk mencari solusi terbaik untuk kemajuan IAIN ini.

Dekan Dakwah, Arbyah Lubis, mewakili rekannya meminta, kesediaan para mahasiswa untuk menghentikan aktivitas ini, karena dianggap menganggu proses ujian final yang akan berlangsung dalam minggu ini.

“kami melihat kondisi seperti ini sangat memprihatinkan, sehingga kami mau datang kesini untuk berdialog dengan anak-anak semua mencari solusi yang terbaik dalam masalah yang sedang berlangsung” ujarnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh mahasiswa selama ini sepertinya tidak baik dalam arti kata tidak normal, karena dapat menganggu proses belajar yang sebentar lagi akan masuk pada ujian final semester.

Dia menambahkan. ini bukan arti kata kami melepaskan diri dari tanggung jawab kami selaku orang tua kalian, namun kami melihat kondisi sehingga kami mau datang kemari untuk menyelesaikan masalah.

Maka atas dekan, saya meminta semua mahasiswa yang tergabung dalam forbemaf ini untuk menghentikan aktivitas ini, karena tujuan mahasiswa ke kampus adalah untuk belajar bukan untuk berdemo. Harapnya.

Demi kebaikan semua pihak, baik mahasiswa, dekan dan rektor, sebaiknya kalian berhenti dengan segera. Setelah ujian nanti itu terserah bagaimana kita mencari solusi penyelesaiannya.

Presiden Forum Bemaf, dedy Saputra, mengatakan, merasa sangat puas atas keprihatinan dekan mau bersilaturahmi dengan kami, semula kami pikir tidak terjadi seperti ini.

Dedy, menyambut dengan positif tawaran yang disampaikan oleh dekan bahwa aktivitas ini di hentikan dulu mengingat menghadapi ujian final semester yang akan berlangsung di depan mata.

Namun demikian, keputusan ini tidak bisa saya ambil dengan sendirian akan tetapi saya musyawarahkan dengan teman-teman lain, karena forbemaf ini milik bersama mahasiswa IAIN, kita lihat saja hasilnya apakah mereka menerima tawaran ini, saya akan mencoba untuk mufakat dulu, tandasnya.

Setelah musyawarah bersama yang di gelar secara mendadak di bawah tenda, pasca peninggalan para dekan, setelah mempertimbangkan mereka menyetujui aktivitas ini untuk sementara waktu ditunda, dan akan dilanjutkan lagi setelah selasai final sebelum rektor menepati janji mereka.

Aksi yang berakhir dengan melakukan konvoy bersama mengeliling kampus IAIN untuk memberitahu, bahwa aksi ini akan di hentikan sementara waktu dan akan dilanjutkan setelah final nanti, ujar salah satu anggota forbemaf dengan pengeras suara.[]

www.harianaceh.com

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

Banda Aceh-Forum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas ( Form Bemaf) meminta pihak rektorat untuk mengusut tuntas pihak yang merusak fasilitas kampus IAIN Ar-Raniry, selasa 22/1

Presiden Form Bemaf, Dedy Saputra, menyesalkan aksi perusakan fasilitas umum yang berada di kampus, apalagi kejadiannya semua di lakukan pada malam hari saat aktivitas kampus sepi.

“dalam tempo sebulan sudah empat kali terjadi perusakan fasiltas umum, di antaranya pelemparan telor busuk di Auditorium Ali Hasyimi sehari sebelum duek pakat mahasiswa aceh di mulai 3/12, kemudian perusakan Bemaf tarbiyah dan Bemaf Syariah pada tanggal 5/12 dan yang terakhir perusakan BEMA 21/1 tadi malam”, kata dedy

Dedy didampingi Abdul Muis yang juga Sekjend Form Bemaf, menambahkan, kejadian ini memang sengaja di ciptakan oleh oknum-oknum yang tidak ingin aceh ini aman, apalagi sehari sebelumnya ada yang menyebarkan isu demonstrasi, padahal kami tidak tahu menahu dalam hal demo, ini benar-benar fitnah, Kami meminta kepada pihak institute untuk segera mengungkap siapa di balik perusakan kampus, karena ini sudah keterlaluan sekali sampai merusak fasilitas kampus yang seharusnya di jaga bersama, tandasnya.

Form Bemaf mengutuk tegas pelaku perusakan kampus dengan cara-cara anarkis, sampai mengruskan fasilitas umum, kita berharap pihak rektorat dengan sungguh-sungguh mengusut hal ini, termasuk keamanan kampus semestinya di jaga ekstra ketat, agar kedepan tidak terjadi seperti ini.

Kami meminta seluruh elemen kampus untuk tidak terprovokasi terhadapan kejadian yang merusakan fasilitas kampus, karena kejadiannya selalu di saat aktivitas kampus sepi, kebetulan ada maklumat rector tentang tidak boleh melakukan aktivitas di malam hari.[]

Publikasi di Harian Aceh

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

Banda Aceh-Pemerintah sebaiknya melakukan pengajian mendalam terhadap pemulangan dan penempatan transmigrasi di Aceh, mengingat proses reintergrasi dan rehab rehon belum maksimal berjalan sesuai dengan hal yang di harapkan, kata baharuddin Ar pakar komunikasi Aceh selasa, 22/1

Menurutnya, kondisi Aceh saat ini masih dalam proses rehabiltasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi dan tsunami serta konsisten terhadap proses reintergrasi akibat konflik yang panjang diderita oleh masyarakat aceh, ujarnya

Disamping itu, katanya jika pemerintah memaksa diri untuk tetap melakukan pemulangan dan penempatan transmigrasi di Aceh, akan dikhawatirkan terjadi kecemburan social yan berefek pada terganggunya proses re- intergrasi .Memang dalam MoU Helsenki para transmigran juga secara tersirat merupakan bagian dari ”pelarian” akibat dampak konflik kekerasan di Aceh (MoU-Helsinki: 3.1:3.2.3).

Dia menambahkan, akhir-akhir kondisi Aceh pasca perdamaian masih belum pulih secara normal, sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk memulangkan transmigran ke aceh “kita sangat kwatir terjadi preseden buruk terhadap mereka setiba di Aceh, kita ingin negeri aceh betul-betul dalam kondisi normal,” tandasnya.

Baharuddin, berharap pemerintah sebaiknya menganalisis secara mendalam persoalan ini, karena jangan tumpang tindih kerja pemerintah, sebaiknya fokus pada tahap awal dulu agar tidak terjadi kecemburaan sosial dalam masyarakat aceh.

Masih banyak pekerjaan pemerintah dalam proses memulihkan kondisi aceh yang lebih baik di masa yang akan datang, untuk itu pemulangan para transmigran yang telah mengusi itu sebaiknya dilakukan setelah kondisi aceh benar-benar pulih, sehingga mereka tidak trauma lagi melihat kondisi aceh, karena secara keseluruhan mereka mengunsi itu akibat trauma konflik, tambahnya.

Maka, saya kira program pemulangan para transmigran ini belum saatnya di lakukan dengan pertimbangan factor keamanan untuk mereka sendiri, ditambah lagi kondisi hari ini pemerintah aceh masih banyak yang harus di lakukan untuk menata kembali masyarakat aceh terutama dalam meningkatkan kemakmuran ekonomi rakyat, imbulnya.

“nanti jika kondisi aceh sudah sangat kondusif secara benaran, kenapa tidak para transmigran ini di kembalikan ke aceh berbaur bersama dengan masyarakat aceh dalam membangun kembali perekonomian rakyat yang telah hancur akibat konflik dan tsunami,” sarannya.[]

di posting di Harian Aceh

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

Darussalam-Majalah sumberpost Ar-Raniry kerjasama dengan pantau Aceh, mengadakan pojok jurnalistik untuk kalangan mahasiswa IAIN Ar-Raniry. Sejak 12-13 mei 2008.

Fakhrur Rizha, koordinator tim sumberpost mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk semata-mata untuk mesosialisasikan peran jurnalis damai di kampus. Sebab mahasiswa perlu dilakukan bagaimana memahami jurnalis yang benar.

Rizha menambahkan, selain melakukan sosialisasi, pihaknya juga membuka tempat konsultasi seputar persoalan media yang dipadu oleh tim pantau diantaranya tentang jurnalisme, penulisan feature dan cara membuat web.

“kami hanya mencoba membantu mahasiswa untuk mengenal lebih jauh bagaimana jurnalis yang benar, bukan hanya kenal dengan media saja. Setidaknya dengan kegiatan seperti ini bisa terbantu mahasiswa. Jelasnya.

koordinator sindikasi pantau, Eva danayanti, mengatakan, tertariknya membuat acara pojok journalist ini untuk mencari penulis muda yang tersebar dikampus.

“jika ada mahasiswa yang ingin menulis dan bergabung dengan sindikasi pantau, pihaknya membuka peluang kepada seluruh mahasiswa untuk bergabung. ujar eva.

Eva menambahkan, tidak tertutup kemungkinan pihaknya juga membuka peluang kepada wartawan yang sudah berkerja di media lokal di aceh, menjadi bahagian sindikasi pantau

Selama dua tahun pantau bekerja di Aceh, sudah banyak melakukan kerjasama dengan media lokal untuk bisa saling membantu dalam penulisan feature dan penulisan lainnya yang tidak memihak. Tandas eva.

diposting di Harian Global

Posted in 1 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

Banda Aceh-Maimun Yusuf terpilih sebagai Dekan Fakultas Dakwah periode 2008-2012, pada rapat senat fakultas Dakwah, sabtu 26/4.

Ketua panitia pemilihan, kamaruddin S.Ag, MA, mengatakan, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menciptakan kondisi yang aman pada saat pemilihan, Alhamdulillah acara pada hari yang ini sesuai dengan yang kit harapkan.

Kamaruddin, menambah ada tiga orang kandidat yang maju pada pemilihan calon dekan untuk periode mendatang, diantaranya Drs Maimun M.Ag, Drs. A.Karim Syeck, MA dan Dr. M.Jamil Yusuf, M.Pd

“Pemilihan berjalan sangat demokrasi, seluruh anggota senat yang berjumlah 17 orang hadir untuk mengunakan hak pilihnya dalam pemilihan tersebut.”lanjut Kamaruddin.

Sementara itu, dekan terpilih Maimun Yusuf kepada Harian Aceh mengatakan, saya bersyukur sekali atas dukungan kawan-kawan yang telah mempercayai saya memimpin fakultas dakwah kedepan.

“ini amanah yang di embankan kepada saya untuk menjalankan roda organisasi ini, saya akan berusaha semampu saya untuk melakukan perubahan di IAIN terutama di Fakultas Dakwah, imbuh maimun

Maimun, mengajak seluruh elemen kampus terutama di fakultas dakwah ikut bersama-sama membangun kampus ini, tanpa dukungan yang maksimal dari bawahan, saya tidak mampu menjalankan roda organisasi ini,” Seru maimun

diposting di www.kabar indonesia.com

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  


BEUTONG Ateuh memiliki sejarah yang cukup panjang. Daerah ini dibangun sejak masa kolonial Belanda, begitu orang Beutong bersaksi. Kecamatan Beutong Ateuh terdiri dari empat desa yaitu Blang Meurandeh, Blang Pu’uk, Kuta Teungoh dan Babak Suak.

Kondisi geografisnya cocok untuk bersantai sambil menikmati panorama alam yang indah. Di daerah yang terletak di antara dua gunung ini mengalir sungai Beutong yang sejuk dan jernih. Pegunungannya yang mengelilingi Beutong Ateuh termasuk gugusan Bukit Barisan.

Di daerah ini pula Cut Nyak Dien dan Tengku Cik Ditiro pernah bertahan dari kejaran tentara Belanda, walau akhirnya mereka tertangkap juga.

Lebatnya hutan dan suburnya tanah membuat warga setempat enggan meninggalkan lembah Beutong Ateuh. Sebelum dibangun jalan untuk kendaraan roda empat tahun 1996, warga yang ingin ke dalam dan keluar kecamatan ini harus berjalan kaki dua sampai empat hari lamanya dengan menelusuri hutan dan naik-turun lembah.

Beutong Ateuh terletak di perbatasan Aceh Tengah dan Aceh Barat. Setelah kabupaten Aceh Barat mengalami pemekaran sekitar tahun 2002 dan terbelah jadi tiga kabupaten baru, yaitu Aceh Jaya, Aceh Barat dan Nagan Raya, maka Beutong Ateuh masuk dalam kabupaten Nagan Raya.

Sejak pemekaran itu pula jalan ke Beutong Ateuh mulai diaspal. Perjalanan sekarang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat dengan jarak 35 kilometer atau tiga jam perjalanan dari Ule Jalan, Beutong Bawah. Jalan aspal membuat banyak warga Beutong Ateuh lalu-lalang ke kota Nagan Raya dan Meulaboh, ibukota Aceh Barat, terutama mereka yang membawa hasil pertaniannya. Jalan ini juga dimamfaatkan warga dari Takengon, Aceh Tengah dan Gayo untuk membawa hasil pertanian mereka ke kota Nagan Raya dan Meulaboh.

Dari Ule Jalan ke Beutong Ateuh, Anda akan melewati pos kompi Batalyon 113/Jaya Sakti
yang terletak di areal kebun kelapa sawit. Di areal kompi ini, tepatnya di gapura, terpasang papan pengumuman berisi tulisan “TEMPAT LATIHAN PERANG TNI”. TNI adalah singkatan dari Tentara Nasional Indonesia.

Sekitar 10 kilometer dari kompi tersebut terpancang sebuah petunjuk jalan yang bertuliskan “SIMPANG CAMAT”; tanda menuju ke sebuah pemukiman.

Harapan Anda pasti kandas bila menyangka bakal menemukan rumah penduduk di tempat ini. Tak ada manusia yang menghuni Simpang Camat! Sejauh mata memandang hanya tampak jajaran pohon-pohon besar di atas bukit dan jurang yang menganga.

Sayup-sayup dari balik semak-belukar terdengar kicau burung bersahutan ditingkahi suara binatang lain. Hawa dingin mulai menusuk ke tulang sumsum, apalagi ketika sampai di Simpang Singgah Mata.

Tempat ini terletak di puncak bukit yang berjarak sejam perjalanan dari Simpang Camat. Di sana ada jambo (pondok) yang sering digunakan sebagai tempat istrirahat oleh para pengguna jalan yang kelelahan. Sinyal telepon seluler juga penuh di sini. Tempat ini pun dimanfaatkan para pengguna telepon seluler untuk berkomunikasi. Sekitar 15 kilometer lagi Anda akan tiba di kecamatan Beutong Ateuh.


DARI atas bukit ini kain putih usang terlihat berkibar di areal pesantren di kejauhan. Di sekeliling areal itu terlihat kubah mushala, atap rumah, dan bilik pengajian yang berhadapan dengan sungai Beutong.

Tengku Bantaqiah mendirikan pesantren di desa Blang Meurandeh ini pada tahun 1982 dan memberinya nama Babul Al Nurillah. Abu Bantaqiah, begitu para murid memanggilnya, adalah alim ulama yang disegani dan dihormati.

Pesantren Babul Al Nurillah mengajarkan ilmu agama, silat atau seni bela diri, dan berbagai ilmu spiritual lainnya. Proses belajar dan mengajar dipimpin oleh sang tengku dengan dibantu seorang kepercayaannya.

Selain belajar bermacam ilmu, para murid juga diajarkan berkebun. Mereka bertanam nilam, cabai, dan bermacam sayuran. Hasil kebun tadi berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menjadi ajang kegiatan santri untuk bekerja sama serta saling bantu.

Kegiatan sehari-hari para santri dimulai dari sholat shubuh di pagi hari dilanjutkan dengan dzikir. Kemudian para santri itu bermujahadah sambil melakukan kegiatan lainnya seperti bertani dan kerja bakti memperbaiki lingkungan sekitar. Kegiatan bermujahadah di Babul Al Nurillah merupakan satu kekuatan religius yang sangat penting dalam upaya membentuk ketaqwaan kepada Allah.

”Tujuan kami di sini bermujahadah yaitu memerangi nafsu, hasrat dan iri dengki sesama manusia. Inilah yang kami perangi dengan mujahadah. Mujahadah sebagaimana disebutkan dalam hadist yang artinya barangsiapa yang mengasingkan dirinya dengan mujahadah Allah akan memperbaiki sir-nya dan hatinya,” kata Tengku Iskandar, salah seorang murid Bantaqiah.

Selain mereka yang menetap di pesantren ini, masih ada lagi orang-orang yang sengaja datang dan belajar agama untuk mengisi libur kerja atau sekolah. Jumlahnya lebih banyak daripada santri yang tinggal di pesantren.

Sebagian besar murid adalah mereka yang pernah melakukan tindakan-tindakan tak terpuji di masyarakat seperti mabuk-mabukan, mencuri atau kejahatan lain yang merugikan dirinya sendiri maupun orang banyak.

Menurut Tengku Bantaqiah, untuk apa mengajak orang yang sudah ada di dalam masjid, justru mereka yang masih di luar masjidlah yang harus kita ajak. Itulah dasar dari penerimaan orang-orang seperti mereka tadi menjadi murid di sini.

Jumlah murid yang pernah menuntut ilmu di Babul Al Nurillah tercatat lebih kurang 30.000 orang. Mreka berasal dari berbagai pelosok Aceh, Medan, Jakarta, bahkan negeri jiran Malaysia.

Lulusan pesantren hidup dan bekerja di bidang yang beragam. Ada petani, pedagang, pegawai swasta dan pegawai negeri, bahkan anggota TNI.

Bantaqiah orang yang teguh dalam berpendirian. Ia pernah menolak bergabung dengan Majelis Ulama Indonesia cabang Aceh. Tak jarang ia jadi sasaran fitnah mereka yang berseberangan dengannya. Ia dituduh sebagai orang yang memiliki ajaran sesat. Pada tahun 1985 ia dan beberapa muridnya dijuluki gerakan Jubah Putih.

Ia pun dikelompokkan sebagai pembangkang. Untuk melunakkan hatinya, pemerintah daerah Aceh membangunkan sebuah pesantren untuknya. Namun pesantren baru ini berdiri di kecamatan Beutong Bawah. Lokasinya yang jauh dari Babul Al Nurillah membuat ia dan para muridnya menolak pesantren baru tersebut..

Penolakan ini berbuah petaka. Hubungan Bantaqiah dan pemerintah jadi kurang hangat. Pada tahun 1992 ia dituduh sebagai Menteri Urusan Pangan Gerakan Aceh Merdeka. Ia kemudian dijebloskan ke penjara dengan hukuman 20 tahun.

Ketika Habibie menjabat presiden ketiga Indonesia dan berkunjung ke Aceh, masyarakat meminta kepadanya untuk melepaskan sang tengku dari penjara. Habibie mengabulkan tuntutan itu. Bantaqiah dibebaskan dari bui.

Namun, masalah belum selesai sampai di situ.

Pada Kamis, 22 Juli 1999, pasukan TNI yang terdiri dari berbagai kesatuan seperti angkatan darat dan brigadir mobil mendirikan tenda-tenda di seputar pegunungan Beutong Ateuh. Warga desa mencurigai keberadaan mereka, namun warga tidak mengetahui tujuan mereka yang berada di tenda-tenda tersebut.

Di masa itu pula telah terjadi penembakan terhadap warga yang sedang mencari udang di sungai. Satu orang terluka, sedangkan yang seorang lagi melarikan diri ke hutan. Kejadian ini makin meresahkan warga Beutong Ateuh.



JUMAT, 23 Juli 1999, pukul 08.00, pasukan TNI mulai memantau pesantren dari seberang sungai. Pukul 09.00 mereka membakar rumah penduduk yang letaknya kira-kira 100 meter di sebelah timur pesantren.. Pukul 10.00 pasukan tersebut mulai mendekati pesantren. Pukul 11.00 pasukan berseragam dan bersenjata lengkap mulai memasuki pekarangan pesantren Babul Al Nurillah. Mereka memiliki ciri lain: wajah sebagian dari mereka berpulas cat hitam dan hijau. Pukul 11.30 mereka mulai berteriak mencaci-maki Tengku Bantaqiah dan memintanya segera menemui mereka.

Sudah menjadi kebiasaan para santri untuk berkumpul di hari Jumat. Setelah cukup lama mendengar serdadu-serdadu itu berteriak-teriak, Tengku Bantaqiah pun datang menemui mereka bersama seorang muridnya.

Hasilnya? Semua santri laki-laki disuruh turun oleh tentara, lalu dikumpulkan di tanah lapang dan diperintahkan berjongkok menghadap sungai Beutong. Santri perempuan tetap di lantai atas. Bangunan pesantren terbuat dari papan dan balok kayu, berlantai dua.

Tengku Bantaqiah diminta menyerahkan senjata yang ia miliki. Karena ia merasa tidak pernah memiliki senjata yang dimaksud tentara, ia membantah keras tuduhan tersebut. Pernyataan sang tengku ternyata tak memuaskan mereka. Sebuah antena radio pemancar yang terpasang di atap pesantren ikut dipertanyakan.

Komandan pasukan memerintahkan agar antena tersebut dicopot, dengan menyuruh putra Bantaqiah yang bernama Usman untuk menaiki atap pesantren. Usman langsung berjalan menuju rumahnya untuk mengambil peralatan, namun sebelum ia mencapai rumah yang jaraknya hanya tujuh meter dari tempat tentara mengumpulkan para santri, seorang anggota pasukan memukul Usman dengan popor senapan.

Melihat perlakuan kasar terhadap putranya ini, Bantaqiah tak tinggal diam. Ia mencoba menghampiri putranya. Di saat itu pula, terdengar aba-aba menembak. Bantaqiah diberondong dengan senjata pelontar bom. Ia jatuh tersungkur ke tanah.

Pasukan lantas mengalihkan tembakan ke arah kumpulan santri, membabi-buta. Lima puluh enam orang meninggal seketika. Santri yang terluka dinaikkan ke truk dengan alasan akan diberi pengobatan dan yang masih hidup diminta berbaris lalu naik ke truk yang sama. Truk ini bergerak menuju Takengon, Aceh Tengah.

Di tengah perjalanan menuju Takengon, para santri diturunkan di Kilometer Tujuh. Mereka diperintahkan berjongkok di tepi jurang.

Tiba-tiba salah seorang santri, yang entah karena rasa putus asa atau marah, langsung terjun ke jurang dan menghilang dalam rimbunan hutan lebat di bawah sana. Tentara –tentara itu serta-merta menembak ke arah jurang.

Nasib para santri yang tersisa tak diketahui. Mereka masih dinyatakan hilang oleh keluarganya sampai hari ini.

Pada pukul 16.00, tentara memerintahkan warga setempat untuk menguburkan jasad Bantaqiah, putra, dan murid-muridnya. Sedangkan santri perempuan dan istri-istri almarhum digiring menuju mushola yang berada di seberang sungai. Mereka dilarang menyaksikan penguburan itu.

Belum puas hati mereka, pasukan ini lantas membakar kitab-kitab agama dan Alquran di pesantren.



KAIN putih usang itu terus melambai-lambai di areal pemakaman, yang berada di samping mushola pesantren Babul Al Nurillah. Di situlah Bantagiah dan para santrinya terbaring selamanya.

Delapan tahun sudah lewat sejak kejadian tersebut, tetapi tiap tanggal 27 Juli setiap tahun keluarga almarhum Bantaqiah melaksanakan doa bersama untuk mereka yang meninggal dunia.

Pada 11 Agustus 2007 yang lalu, warga dan para santri juga melangsungkan kenduri aneuk yatim dan doa bersama. Panitia mengundang orang-orang pemerintah, dan beberapa dari mereka itu hadir di Beutong Ateuh. Delapan tahun lalu, mustahil mereka hadir di tempat ini.

”Ini pun karena sudah diundang, kalau tidak mungkin tidak akan pernah datang. Mungkin kami tidak pernah dianggap masyarakatnya. Maklum kami di sini orang-orang yang dianggap sesat dan zalim. Namun yang sangat kami sayangkan kenapa tindakan kekerasan diambil tanpa ada proses hukum. Kalau benar sesat, ada hukum, jangan melalui kekerasan, “ tutur Tengku Iskandar kepada saya.

Di antara para undangan saya melihat antara lain, pengurus Badan Reintegrasi Aceh, wakil pemerintah kabupaten Nagan Raya, asisten gubernur, wartawan, dan aktivis hak asasi manusia..

Secara bergiliran mereka yang hadir diminta menyampaikan pidatonya di podium yang sudah disediakan. Rata-rata pidato menyebutkan bahwa peringatan ini bukan untuk membuka luka lama, melainkan mengingatkan setiap orang untuk menjaga agar kekerasan yang dialami Tengku Bantaqiah tak perlu lagi terjadi di masa mendatang. Ada juga yang menghimbau agar anak-anak yatim dan para janda yang diakibatkan peristiwa itu disantuni dan diperhatikan nasibnya.

Pidato Hasyem Ibrahim yang mewakili pemerintah kabupaten Nagan Raya cukup menarik, karena ia berani menyebut Bantaqiah yang dulu dicap pemberontak oleh negara Indonesia dan pembawa aliran sesat itu sebagai ”syuhada”. Ia mengajak hadirin memanjatkan doa bagi yang telah tiada dan meminta para bapak menyekolahkan anak-anak mereka supaya pintar untuk mengisi masa damai di Aceh.

”Kalau ada pengetahuan, maka kita akan lebih pandai dan tidak mudah ditipu oleh siapapun,” katanya.

Mengapa cuma para bapak yang diminta partisipasinya oleh Hasyem? Bukankah peran kaum ibu tak kalah pentingnya dalam mendidik anak? Apakah karena rata-rata hadirin berjenis kelamin laki-laki? Apakah karena hanya para bapak dianggap yang punya uang dan mencari nafkah? Entahlah.

Tentu saja, orang yang paling menarik perhatian saya adalah Tengku Malikul.

Ia berbadan tegap. Jalannya cepat. Rambutnya yang gondrong dibiarkan lepas tergerai dari balik peci hitamnya. Siang itu ia mengenakan kemeja batik dipadu celana hitam dengan lilitan kain sarung menutupi celananya.

Tangan Malikul tak henti-henti menyalami tamu-tamu yang datang. Tatapannya tajam, tapi tutur katanya halus.

Dulu ia pernah merantau ke Pidie. Di Pidie ia juga menuntut ilmu sambil bercocok tanam. Sekarang ia sudah kembali ke tanah leluhurnya, setelah kejadian berdarah menimpa keluarganya. Meski usianya masih muda, ia kini dipercaya untuk melanjutkan tugas ayahnya, yaitu mengurusi pesantren dan para santri. Dialah pemimpin pesantren Babul Al Nurillah sekarang ini.

“Kami selaku hamba lemah dan fana tidak mau berpolitik, kalau tujuan bapak-bapak yang baik, maka hanya doa yang ada dari kami. Kita sama-sama mengenang delapan tahun tragedi pembantaian almarhum Tengku Bantaqiah. Harapan kami cukup kali ini kami rasakan, semoga tidak terulang lagi, karena cukup pedih yang kami rasakan akibat ulah kebiadaban manusia. Namun yang perlu kami ketahui apa tujuan kami dibunuh, sampai hari ini masalahnya belum ada yang bertanggung jawab. Atas nama manusia belum ada yang mampu memberi tanggung jawab atas kejadian yang menimpa kami,” kata Malikul, ketika berpidato di hadapan undangan.

Kegiatan belajar-mengajar di Babul Al Nurillah tetap berlangsung sebagaimana saat Bantaqiah masih hidup, meski serba terbatas. Pesantren ini belum memiliki dana untuk mengganti seluruh Alquran, kitab-kitab kuning, dan surat-surat Yassin yang dibakar tentara delapan tahun lalu. Pembakaran itu bersamaan dengan pembakaran seluruh pakaian, kartu tanda pengenal, dan barang-barang milik Bantaqiah serta santrinya yang diberondong peluru.

Kini Beutong Ateuh tak hanya dikenang sebagai lembah hijau nan subur, tetapi lembah kesedihan. Warga desa masih belum bisa melupakan peristiwa itu dan luka-luka di hati mereka yang ditinggalkan belum lagi sembuh.

Hari mulai beranjak malam. Para tamu, termasuk saya, mulai meninggalkan halaman pesantren. Acara telah usai, tetapi peringatan ini justru memberi peringatan bahwa negara Indonesia belum bertanggung jawab terhadap seluruh kasus pelanggaran hak asasi manusia di Aceh selama konflik hampir 30 tahun. Para pelaku kekerasan itu masih bebas berkeliaran, tak tersentuh hukum.***

Pantau.or.id

Feri Sindikasi Pantau

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Friday, May 30, 2008  

42 Dosen IAIN Belajar ke Canada

(Thursday, May 29, 2008)

Banda Aceh-Sebanyak 42 dosen IAIN akan di berangkatkan ke Canada melalui program IAIN Indonesian Social Ecuity Project (IISEP) yang merupakan program kerjasama IAIN Ar-Raniry dengan pemerintah Canada, senin 6/5.

Direktur IAIN Indonesian Social Equity Project (IISEP) IAIN, Lufti Aunie, mengatakan, ini merupakan tindak lanjut dari program yang sudah berjalan selama tiga tahun terhitung sejak 2006 lalu.

Lufti, menambahkan, ke 42 dosen yang berangkat ini terbagi dua kelompok kerja terdiri dari program academic management sebanyak 22 orang dan program community center training sebanyak 20 orang.

Ini project terbesar dalam pengiriman dosen yang pernah kami tangani, sebelumnya hanya di kirim 20 an dosen saja, tapi untuk tahun ini lebih banyak, tambahnya.

“mereka semua ditempatkan di mounteral dan belajar selama sebulan penuh di Universitas McGill Canada yang merupakan universitas yang di tunjuk oleh pemerintah setempat,” tandas lufti aunie

Sementara itu, Rektor IAIN Ar-Raniry yusny saby mengatakan, pihaknya menyambut positif terhadap program pengiriman dosen belajar ke canada, ini peluang besar yang harus di manfaatkan oleh dosen kita setiba disana nanti.

“para dosen yang mendapat tugas belajar selama sebulan penuh ini, harus benar-benar mencari ilmu dan belajar dengan tekun bukan untuk main-main disana, ujar yusny saat melepaskan rombongan di aula biro rektor.

Yusny menambahkan, jika program pengirim dosen banyak manfaatnya bagi masyarakat dan kemajuan IAIN, ke depan pihak CIDA akan melanjutkan program ini selama 3 tahun mendatang, jika ini gagal maka pupus sudah harapan kita. Kata yusny menjanjikan.

“menyangkut banyak pihak menyorot proses pemberangkatan ini, karena banyak dosen yang berangkat dengan meninggalkan tugas mengajar, jangan ragu dan percayalah kepada kami, itu semua sudah di atasi jauh-jauh hari, jelas yusny.

“semua sudah teratas dengan baik, makanya kita memilih untuk berangkat akhir pekan, sehingga tidak menganggu perkuliahan, apa lagi sekarang tinggal final, semua soal sudah di persiapkan, hanya saja jadwal final ditentukan oleh akademik masing-masing, tambah rektor.

Belajarlah dengan baik, agar ilmu yang di dapati disana bisa bermanfaat untuk IAIN, karena semua yang berangkat hari ini bukan atas fakultas akan tetapi atas nama IAIN, jadi tolong di jaga nama baik IAIN di dunia internasional. Harap rektor.

Tulisan ini di Publikasi di Harian Aceh

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008  

Banda Aceh-Forum Peduli Pendidikan Darussalam (FPPD) sabtu 26/4/08 terbentuk, pada acara musyawarah tokoh-tokoh pendidikan yang berdomisili di Darussalam.

Ketua FPPD M.NAsir Budiman kepada wartawan, mengatakan, tujuan forum ini untuk meningkatkan mutu pendidikan di kecamatan Darussalam. Karena salama ini, banyak anak masyarakat sekeliling Darussalam sangat sedikit menjadi mahasiswa.

Padahal Darussalam terletak dekat dengan komplema yang notabene sebagai pusat pendidikan yang mendidik generasi muda yang berbasis ilmu pengetahuan, dari itulah forum ini terbentuk, ungkap nasir setelah ditunjuk sebagai ketua.

Kita tidak menginginkan terjadi seperti kejadian arun, yang sekelilingnya masyarakat miskin, yang didalam komplek semua orang kaya, ini menjadi pelajaran yang berharga bagi kita. Mari kita contoh yang sudah terjadi, Ujar ketua FPPD yang juga pembantu Rektor I IAIN.

Mari kita cegah sebelum terjadi pada generasi pendidikan terutama anak masyarakat yang berdomisili di dekat komplema Darussalam, jika anak masyarakat tidak diberi bekal yang cukup tentang pengetahuan, suatu saat nanti mereka akan melakukan pemberontakan. Tambahnya.

kita juga tidak ingin seperti pepatah aceh “buya krueng teudeng-deng buya tamoeng meresiki” dari itulah untuk untuk menciptakan keadilan yang merata, maka kita bentuk forum ini. Tandas nasir.

Nasir menambahkan, pihaknya bersama muspika kecamatan sudah membuat komitmen bersama untuk meneruskan kemajuan pendidikan anak yang berdomisili diseputar Darussalam. Kita mengingatkan kepada orang tua agar selalu memantau anaknya, pada saat jam belajar, televisi saja sekarang kita monitor terus, agar anak-anak yang tinggal di sekeliling kampus tidak tertinggal. Imbuhnya.

Jika kita dapat anak menonton pada saat jam belajar, kita akan melakukan tindak sesuai kesepakatan yang telah di buat bersama, mari kita beri komitmen untuk kemajuan anak-anak kita. Harap nasir.

berita ini di tayangkan di web kabar indonesia

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008  


Banda Aceh“Alhamdulillah, Ibu Ketua jadi Wakil Walikota Banda Aceh,” Pekik Umar Ismail, Juru Kampanye Mawardi-Illiza ketika mengetahui pasangan ini memenangkan pemilihan kepala daerah langsung di Banda Aceh 2006 lalu.

Kegembiraan Umar, tak bisa disembunyikan. Dia dengan cepat mengirim ucapan selamat dan berterimakasih kepada masyarakat yang telah mendukung pasangan ini.

Perjuangan panjang yang melelahkan, ternyata membuahkan hasil dan mewujudkan impian Umar serta masyarakat Banda Aceh. Illiza kini telah resmi menjadi wakil Walikota perempuan pertama di Kota Banda Aceh. Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, secara resmi melantik pasangan ini pada tanggal 19 Februari 2007 lalu.

Pelantikan Ely, panggilan akrab perempuan kelahiran Banda Aceh, 11 Oktober 1973, menjadi wakil Walikota Banda Aceh, mengukir sejarah baru bagi Ibu Kota Provinsi Aceh.

Siapa bilang perempuan tidak bisa berjaya di Kota Serambi Mekah. Buktinya, seorang perempuan bisa menjadi wakil walikota Banda Aceh. Setelah sekian lama tidak pernah terdengar ada perempuan yang memimpin rakyatnya pasca kemerdekaan Republik ini, Ely telah membuktikan hal tersebut.

Tampilnya Illiza sebagai pendamping Mawardi Nurdin dalam memimpin Kota yang penuh sejarah ini, diharapkan mampu membawa perubahan dalam mewujudkan masyarakat Banda Aceh yang bermartabat, terutama bagi kaum perempuan.

Melihat kembali sejarah tempo dulu, perempuan Aceh tampil dimana-mana. Ada yang menjadi Ratu, Panglima perang, pengatur strategi, serta ada pula yang menjadi ulama. Namun, hal itu sangat jauh berbeda setelah kemerdekaan Republik ini.

Zaman telah berubah. Seorang perempuan yang lahir dari keluarga ulama kini memimpin kota. Walau posisinya sebagai Wakil Walikota, setidaknya suara perempuan bisa tersalurkan dalam berbagai program kebijakan kota, ini simbol emansipasi perempuan Aceh.

Istri dari Amir Ridha dan ibu dari Muhammad Hakiki serta Muhammad Luthfi ini tidak diragukan lagi kemampuannya dalam memimpin, mengingat Ely sudah banyak makan asam garam di lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh. Sebelumnya, dia juga menjabat sebagai ketua Fraksi Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) kota Banda Aceh.

Illiza memulai karirnya sebagai wakil bendahara PPP kota Banda Aceh. Kemudian, ia dipercayakan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kota Banda Aceh Periode 2006-2011. Terakhir ia menjabat sebagai Ketua Fraksi Pembangunan DPR Kota Banda Aceh sebelum dilantik jadi wakil Walikota.

Penyandang gelar tokoh lingkungan dari harian waspada ini menamatkan seluruh pendidikannya di kota Banda Aceh. Mulai Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah serta kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM), Jurusan Manajemen 2005 lalu. Saat kuliah, ia telah menjadi wakil rakyat dari Fraksi PPP pada tahun 2002-2004 dan 2004-2006.

Di tengah kesibukannya sebagai birokrat, Illiza juga aktif di berbagai organisasi, seperti wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Wanita Persatuan Pembangunan, Bendahara Parmusi, Wakil Ketua DPD-KNPI NAD, Presidium Balai Syura Ureung Inong Aceh, Sekretaris Muslimah Parmusi, Wakil Bendahara KB-PII Kota Banda Aceh dan Sekretaris KPPI Kota Banda Aceh, serta Ketua Kwarda Pramuka kota Banda Aceh.

Putri Alm Sa’aduddin Djamal dan cucu Alm Zainal Bakri (mantan Bupati Aceh Besar) dikenal luas masyarakat, terutama dalam komonitas warga kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

Sejak kecil, Ely sudah berbaur dalam sistem pemerintah, karena kakeknya pernah menjabat sebagai Bupati Aceh Besar selama dua periode dan Ayahanda seorang politisi PPP yang cukup disegani di masanya.

Melihat latar belakang itulah, kita tidak perlu meragukan lagi perempuan yang murah senyum ini untuk memimpin kota Banda Aceh. Walaupun secara umum Banda Aceh ini mempunyai persoalan yang cukup besar, rumit dan kompleks, sehingga perlu penanganan dan pembinaan yang terus menerus, terarah dan terpadu dengan visioner andal dan kredibel.

“Saya bersyukur dengan amanah masyarakat kota untuk menciptakan perubahan kondisi sosial yang telah rusak akibat hantaman tsunami, dan semoga saya dapat melayani masyarakat dengan baik,” ujar Illiza.

Pelayanan masyarakat yang baik bukan sekadar menyiapkan dan membangun infrastruktur serta sistem pelayanan yang serba prima, tetapi juga melibatkan masyarakat secara aktif sehingga mereka juga merasa menjadi bagian dari proses pembangunan.

Illiza mengajak seluruh warga kota untuk bersama-sama menyukseskan pembangunan yang sesuai dengan visi dan misi yang pernah disampaikan pada saat kampanye dulu.

“Tanpa dukungan warga kota, saya tidak yakin pembangunan kota akan terwujud sebagaimana harapan kita bersama.” Ungkapnya.

Ia juga berharap, seluruh masyarakat kota Banda Aceh terutama bagi kaum hawa untuk terus bangkit memperbaiki citra diri demi kemajuan di masa yang akan datang. “Saya masih ingat kegagahan Malahayati dalam memimpin kaum Adam, ketika mempertahankan Kerajaan Aceh tempo dulu. Cut Nyak Dhien juga demikian, ia mengantikan suaminya yang syahid dalam mempertahankan martabat rakyat Aceh,” kenang Ely.

Momentum perdamaian MoU Hensinki menjadi bekal tersendiri untuk berperan kaum hawa dalam dunia pemerintahan. Sejak kemerdekaan, Kota Banda Aceh selalu dikendalikan oleh kaum Adam. Kini tidak demikian, perpaduan antara suara hati dengan pikiran akan mengubah kota Banda Aceh menjadi kota yang bertaraf internasional, tambah ibu dua anak ini.

“Kota Banda Aceh akan menjadi sentral perdagangan dunia, karena letaknya sangat strategis sebagai pusat persinggahan dunia, seperti masa jaya Kerajaan Aceh Darussalam dulu. Maka untuk itu saya sangat mengharapkan peran aktif warga kota agar ikut mendukung proses pembangunan di Kota Banda Aceh,” harap Illiza.[]

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008  


Banda Aceh-Agama Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, seakan tidak pernah selesai dalam masalah yang muncul, aksi protespun tidak bisa di bendung lagi, munculnya Forum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (Forbemaf) sebagai motor penggerak mengantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEMA) yang di anggap mandul untuk penyelesaian masalah mahasiswa.

Tak lama kemudian Forum Dosen dan Karyawan (FDK) pun lahir dan mereka mengangkat bicara tentang persoalan yang timbul di IAIN Ar-Raniry saat ini.

Seperti diakui oleh ketua FDK Drs. H. Ramly Yusuf, MA, kelambanan proses pembangunan di IAIN Ar-Raniry membuka hati mereka untuk turut prihatin terhadap perkembangan kampus hari.

“lihat sendiri apa yang telah dibangun oleh pemimpin hari, sudah dua tahun kepemimpinan belum membawa perubahan untuk kemajuan IAIN ini, tuturnya.

Presiden forbemaf, dedy saputra, mengatakan, forum ini lahir bukan masa kepemimpinan rektor Prof Drs. Yusny Saby, tapi lahir jauh sebelum pak Yusny Saby menjabat Rektor, kami hanya sebagai penerus untuk mengontrol kinerja pimpinan, kami bukanlah untuk menunding Bema sebagai organisasi besar kemahasiswaan di IAIN, tapi kami hadir semata-mata untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul di IAIN selama ini.

Menurutnya, pasca pemilihan rektor tahun 2005 lalu, sampai hari ini kampus sepertinya tidak ada perubahan, padahal kampus ini cukup parah imbas dari bencana tsunami tahun 2004 lalu.

Semulanya, semua insan kampus menanamkan setumpuk harapan kepada rektor baru agar IAIN yang begitu hancur akibat gempa dan tsunami dapat bangkit untuk memajukan pendidikan yang lebih baik, namun kenyataannya berbalik dari apa yang di harapkan, tuturnya.

Sekarang usia kepemimpin telah berjalan 2 tahun lebih, belum ada perubahan seperti yang diharapkan, masih baik sebelum datang tsunami dari sekarang ini, sehingga forbemaf secara sadar ikut prihatin terhadap kinerja pemimpin hari ini, imbulnya.

Kami menuntut rektor, menempati janji-janjinya di masa kampaye dan pertemuan dengan mahasiswa tanggal 3 september lalu, sehingga kami melakukan blokir jalan ini, menagih janji rektor, tambahnya.

***

Menanggapi fenomena yang muncul di IAIN selama ini, Rektor Prof Drs. Yusny Saby Ph.D mengatakan, telah banyak yang kami lakukan untuk kemajuan kampus ini, hanya saja ada segelincir orang yang merasa belum puas terhadap apa yang kami peroleh.

Tahun 2007 ini, untuk mahasiswa kami telah menyalurkan beasiswa mencapai angka 4000 orang, ini jumlah yang sangat besar dalam hemat kami, belum terjadi sebelumnya, apakah ini bukan suatu perubahan yang kami lakukan, tandasnya.

Untuk program pembangunan fisik, kita telah mengikat kerjasama dengan International development bank (IDB) yang akan berkerja mulai awal tahun 2008 ini, kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi di IAIN, suatu perubahan yang semula orang tidak mengira sebelumnya, tambahnya.

Sebelumnya, kata rektor, pihaknya juga telah mengirim tenaga leader ke McGill Canada, untuk pemantapan di bidang administrasi dan kepemimpinan dilingkungan IAIN, ini semua menyambut kesiapan kita dalam pembangunan fisik yang akan di mulai pada tahun 2008 ini.

Namun, semua yang telah kami perbuat untuk kemajuan di IAIN seakan belum tersentuh hati mereka untuk membantu di mana kekurangan yang kami peroleh, mari kita bangun IAIN ini sesuai dengan misinya, karena IAIN ini bukanlah milik saya sendiri, tandasnya.

Semoga ditahun 2008 ini, dengan semangat yang tinggi, harapan dan kenyataan bisa terwujud sesuai dengan janji yang telah tertera di atas kertas putih bermaterai 6000.

Semua berharap agar permasalahan yang muncul, seperti tuntutan mahasiswa, aksi FDK, masalah alumni, masalah honorer bisa terselesaikan dengan bijak, tanpa saling menunding dan menyalahkan, musyawarah adalah ujung terakhir untuk menyelesaikan masalah.

Inilah sebuah cacatan kecil permasalahan yang timbul di IAIN hari ini, semoga IAIN akan lebih baik dimasa yang akan datang. [] Malik Ridwan

berita ini di publikasi di Harian Aceh

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008  

Banda Aceh-Terlihat menjelang senja, senin 31/12 suasana kota banda aceh begitu tegang, hanya terlihat personil wilayatul hisbah (WH) bersama aparat kepolisian berjaga-jaga untuk mengamanan kondisi kota banda aceh dalam keadaan aman, tertib saat menjelang malam tahun baru tiba.

Sebelumnya, dinas syariat islam kota banda aceh bersama aparatur pemerintah kota banda aceh genjar melakukan razia busana terhadap kaum muda-mudi yang melintasi sejumlah sudut jalan di dalam kota banda aceh.

Seperti di akui Winzaini Usman, Humas Dinas syariat Islam Kota Banda Aceh, akhir-akhir ini banyak warga kota yang melanggar syariat, terutam kaum muda-mudi dalam berpakaian, mereka hampir setiap hari mondar mandir dijalankan raya berpakaian ketat, yang tidak mencerminkan daerah ini sebagai daerah yang berbasis syariat islam.

Malam menjelang tahun baru, seluruh personil WH kota banda aceh bersama aparat kepolisian dikerahkan untuk mengamankan warga kota berbuat yang tidak sesuai dengan seruan bersama, misalnya balap-balapan, terompet, mercon, serta arak-arakan yang dapat menganggu ketenangan orang.

Namun, sekian banyak warga kota senantiasa menunggu dengan setia pengantian tahun baru, di sepanjang sudut jalan, mulai dari jalan T. Nyak Arif hingga jalan T Daud di beureeh misalnya, banyak pemuda-pemudi secara berpasangan mengekor kereta dan ada pula yang nongkrong dipinggiran totoar sambil menunggu polisi syariat pulang untuk istirahat.

Sejumlah terompet terlihat bergantungan di atas mobil polisi syariah, dari hasil sitaan operasi yang dilakukan secara bersama, namun tidak satu penjualnya yang di tangkap oleh polisi syariat, dan ada juga warga yang ketangkapan melakukan khalwat yang jelas melanggarkan syariat.

Hore…hore..teriak warga ketika petugas informasi menyampaikan pesan agar tidak baik merayakan tahun baru, karena ini bukan budaya islam, namun seruan itu tidak mempengaruhi ribuan orang menanti pegantian tahun baru, di bundaran simpang lima

Arah jarum jam menunju pukul, 01.30, saat petugas Wilayatul Hisbah (WH) bubar, masyarakat dengan yang menanti pengantian tahun, kebanyakan dari mereka terlihat kaum muda-mudi secara berpasangan dengan spontan berteriak, merdeka……merdeka…

Pestapun dimulai, dengan letusan mercon sepanjang jalan, kembang apipun terliaht jelas dilangit biru dan suara riuh terompet mulai berbunyi dari semula senyap sunyi tak berkutek sedikitpun, mereka sambil berjanji bersama-sama melepaskan rasa gembira yang tadinya terlihat tegang dan mencekam.

Santi warga Darussalam, mengakui, tadinya kami sangat takut dan tegang untuk merayakan tahun baru ini, karena dalam beberapa hari ini pihak Wilayatul Hisbah sangat genjar melakukan razia, apalagi menjelang tahun baru tiba.

Namun, setelah petugas polisi syariat bubar, rasa takut tadi sudah hilang, dan saya sangat bergembira bisa merayakan tahun baru ini, walau dalam ancaman, ketertarikan saya untuk menyaksikan tahun baru ini, karena kawan-kawan cost semua pada pergi dengan pasangan mereka, kebetulan saya pergi dengan adik saya, ujarnya.

Pesta berakhir hingga pukul, 04.00 pagi, 1/1 warga yang tadi terlihat sangat rame, satu persatu membubarkan diri untuk istirahat di rumah masing-masing, dan terlihat dipagi harinya hanya kumuh-kumuh sampah bekasan mercon, kembang api, terompet bertaburan di sepanjang jalan dimana masyarakat berkumpul untuk menyaksikan pegantian tahun baru tiba.

Kini, tahun 2007 telah pergi, banyak kisah yang terukir dalam diri manusia, ada yang gagal ada pula yang sukses, ada yang kaya ada pula makin melarat, semua hanya perjalanan hidup manusia.

Tahun 2008, sudah didepan mata, perayu sedang menunggu kemanakah arah tujuan berlabuh ini, semoga kita lebih berhasil di tahun ini.

Inilah dilema masyarakat menyambut tahun baru di Banda Aceh

Wallahu bil sawab alaihi rajiun wal maa ab[]. Malik Ridwan

di publikasi di Harian Aceh

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008  

Banda Aceh-Polisi sektor Syiah Kuala kembali sikat dua pelaku pencurian sepeda motor yang beroperasi di kawasan kampus Darussalam, Banda Aceh 22/1.

Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Syiah Kuala, Aipda Abdul Muthalib, mengatakan, informasi ini di peroleh dari laporan langsung korban saudara Ilham zulfahmi, dimana ketika selesai mengikuti ujian final semester, melihat sepeda motornya sudah di bobol maling, yang di parkir di kawasan Fakultas MIPA Unyiah dengan pengamanan ekstra ketat, ia langsung melaporkan kepada polsek, ujarnya.

Atas dasar informasi tersebut, kami dari pihak polisi langsung merespon dengan menurunkan tim ke tempat kejadian perkara, sampai di TKP kami hanya menemukan palu yang di gunakan untuk melepaskan pengaman yang di kunci rapat oleh pemiliknya, termasuk salah satu gembok yang rusak akibat di hantam dengan palu tersebut, tambahnya

Namun, demikian kami terus memburu pelaku yang telah kabur dari TKP bersama barang buktinya, setiba di gedung pasca sarjana unsyiah pelaku ke habisan bensin motor curiannya, karena bersikap aneh beberapa mahasiswa yang melintasi di kawasan tersebut langsung memberikan informasi kepada pihak kepolisian, tandasnya

Kami tidak tinggal diam langsung memburu pelaku di depan pasca sarjana Unsyiah sehingga kami berhasil meringkus tersangka CH (25) bersama dengan barang bukti sepeda motor Suzuki Merk satria MZ dengan no Polisi Bl 5237 ZI, sedangkan temannya melarikan diri, tandasnya.

Muthalib melanjutkan, dari hasil pengembangan lanjutan pada tersangka pertama, pihak Polsek bersama dengan Reskrim Unit Curamor Poltabes Kota Banda Aceh, melacak keberadaan tersangka MH (28) yang merupakan teman CH dalam melakukan aksinya di kampus Unsyiah tersebut.

Terbongkarnya kasus ini berkat kerja keras anggota satuan Polsek syiah kuala bersama Unit Reskrim Curamor Poltabes berkerjasama dengan Pos Polisi saree, berhasil meringkus MH dalam mobil L 300 kebetulan tersangka dalam perjalanan pulang ke takengon dalam suatu razia mobil yang di curigakan oleh pihak kepolisian setelah mengecak lebih dahulu di terminal simpang Surabaya. ujarnya

Kedua pemuda yang berintisial CH (25) dan HM (28) diringkus secara terpisah satu di kawasan kampus unsyiah, satu lagi di saree keduanya merupakan warga takengon, dalam pengakuan tersangka mereka melakukan aksi ini sudah terencana sejak awal, ini memang sudah ada niat dari awal untuk melakukan kejahatan pencurian sepada motor, katanya

Kasus ini masih dalam pengembangan polsek syiah kuala, mungkin saja ada teman-teman mereka yang masih beredar di luar, karena selama ini pencurian sepeda motor dilakukan secara berantai, tambahnya

Kapolsek, berharap kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak segan-segan melaporkan bila ada melihat pencurian sepeda motor dikawasan kampus, atau orang-orang yang mencurigakan karena akhir-akhir ini aksi pencurian sepeda motor makin meningkat, terutama di kampus darusssalam,

Terima kasih banyak atas informasi selama ini yang di berikan oleh mahasiswa, ini sudah terbantu kerja pihak kepolisian yang selama ini mengamankan wilayah Darussalam dari berbagai bentuk kejahatan terjadi, tandasnya.

dipublikasi di Harian Aceh

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008  

Banda Aceh-Terkait dengan isu ditemunya fakta baru oleh koalisi barisan guru bersatu (KOBAR GB) tentang penyimpangan proyek pelatihan guru oleh yayasan tarbiyah, menuai protes keras dari pengurus yayasan, pasalnya berita itu fitnah, kata Drs. Cut Aswar MA, ketua Yayasan Tarbiyah, jumat 25/1 kepada Koran ini.

Menurut cut aswar, apa yang telah di laporkan oleh KOBAR GB dengan mendatangkan tutor nasional sebanyak 96 orang, tetapi hanya realisasi lapangan hanya 60 orang, itu tidak mendasar, terlalu mengada-gada.

“yang benar tutor nasional itu berjumlah 40 orang seperti yang telah disepakati pada kontrak antara BRR dan yayasan tarbiyah sebelum proyek ini dikerjakan, kami sangat kecewa penyataan tersebut” papar Ketua yayasan tersebut.

Cut Aswar menambahkan, jika KOBAR GB ingin memperoleh data valid datanglah ke tempat kami agar bisa kami berikan, tidak langsung memvonis sedemikian rupa yang dapat menjurus pada fitnah yang dapat memperburuk citra lembaga.

‘Sungguh sangat menyesal sikap yang dilaporkan oleh KOBAR GB kepada media tentang penemuan bukti baru tersebut, tanpa melakukan pengecekan kepada kami terdahulu, saya rasa ini laporan yang di besar-besarkan sepihak,’ tambah cut aswar.

Sementara itu, terkait pemanggilan Farid Wajdi yang menolak hadir untuk pemeriksaan di kejaksaan perlu diklarifikasikan, karena farid wajdi yang juga panitia pengarah pada proyek pelatihan guru ini, tidak ada niat untuk menghindari dari pemeriksaan tersebut, urai cut aswar.

Beliau sangat komitmen untuk menempuh jalur hukum yang sedang berlangsung, agar tidak terjadi fitnah dikemudian hari, tidak seperti yang dilaporkan KOBAR GB, paparnya.

Sebelum berangkat ke Jakarta beliau juga ada minta izin, dan sepulang dari sana beliau juga telah melaporkan dan menghadap pihak kejaksaaan untuk mengimpormasikan bahwa beliau sudah berada di banda aceh, ujarnya.

Sejauh ini yayasan terbiyah IAIN Ar-Raniry berupaya menahan diri untuk menanggapi berita-berita yang dapat menyudutkan kredibilitas kami khususnya yang dilontarkan oleh Kobar GB, karena kami menghormati sepenuhnya proses hukum yang sedang berlangsung, lanjutnya.

Cut Aswar, melanjutkan semestinya semua pihak harus memahami adanya asas praduga tak bersalah yang harus di hormati dalam pelaksanaan proses hukum, upaya-upaya negatif yang terkait dengan penyebaran fitnah dan sebagainya mesti di hindari dan di jauh bersama.

Jikapun nanti benar adanya penyelewengan yang kami lakukan, kami siap untuk menghadapi tuntutan sesuai dengan hukum yang berlaku di negeri ini, kita hargai semua yang ikut memonitoring kerja kami, agar tidak terjadi penyimpangan di lapangan, imbuhnya.

Kita kembalikan saja kepada pihak yang berwenang dalam hukum, mudah-mudahan tidak menjadi fitnah belaka, hargailah hukum di negeri ini, agar kita tidak menjadi hakim sendiri, siapa yang salah pasti akan jera, tandasnya.

Dipublikasi di situs kabar Indonesia.com

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008  

Banda Aceh-Pembongkaran barak di long raya kecamatan Bandar raya di lakukan secara baik-baik, bukan secara paksa seperti yang dilansirkan oleh media hari ini (kemaren-red) kata camat bandar raya iskandar kepada Koran ini, jumat 25/1

Menurut, Iskandar, sebelum mereka yang dipindahkan ke barak bakoy terlebih dahulu mengikuti musyawarah bersama di kantor camat, agar tidak terjadi keributan di kemudian hari, kita ingin proses pemindahan barak ini berjalan sesuai dengan prosuduran yang telah kita sepati bersama, katanya.

Camat Bandar raya, mengakui mereka seharusnya sudah pindah akhir desember tahun 2007 lalu, namun masih terbendung dengan persiapan barak yang di sediakan di bakoy menjadi kendala sehingga terpaksa kita pindahkan pada bulan januari ini, paparnya.

“mereka yang dipindahakan ke barak bakoy berjumlah 48 kk, namun di barak bakoy hanya tersedia 25 kk, yang sisanya kita tempatkan di barak disamping barak bakoy, kesemuanya mereka sudah mendapat jatah rumah bantuan dari pemerintah yang insya Allah bulan depan mereka sudah bisa pindah kerumah masing-masing” ujar iskandar.

Iskandar menambahkan, pemerintah daerah kota banda aceh, sudah memiliki komitmen untuk mengakhiri penghuni barak terutama yang berdomisili di kecamatan Bandar raya, kita telah berusaha untuk memperoleh hak mereka, dalam hal ini rumah bagi korban tsunami, walaupun mereka bukanlah pemilik rumah dulunya.


Kita terus berusaha agar mereka mendapat rumah secepatnya, mereka juga butuh perhatian, mudah-mudahan pemindahan mereka dari barak ke rumah bantuan segera terwujud dalam waktu dekat ini, tandasnya

Berita Ini pernah dipublikasi di Harian Aceh

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008  

Banda Aceh-Rektor IAIN di minta bersikap bijak dan arif dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul selama ini di IAIN, hal itu dikatakan Imam Juwaini, Alumni IAIN melihat kondisi kampus sangat memperhatikan, rabu 2/1

Menurutnya, aksi yang dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Forum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (Forbemaf) itu murni aspirasi mahasiswa, tidak bernuasa politis atau dipolotisi.

Imam, menambahkan, sepatutnya pihak rektorat berterima kasih kepada mereka karena masih peduli terhadap kemajuan kampus, karena menurut mereka apa yang mereka lihat belum bisa diterima dengan akal sehat, dan sangat lambat

Lebih dari itu, kata dia, pihak rektorat jangan menganggap sepele dan dendam politik, karena mahasiswa yang membuat aksi tersebut tidak berpihak kemana-mana, karena mereka sadar dengan kondisi kampus hari ini.


Dalam kacamata kami terlihat diluar IAIN ini sudah terblok-blok, berkubu-kubu tidak seperti dulu lagi, suasana kampus sudah mulai tidak tenang dalam proses belajar, kami sangat prihatin dengan kondisi ini terus berlarut, ujarnya

“seharus pihak rektorat intropeksikan diri dengan baik, jangan mengedapankan emosional dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama ini, karena jabatan itu adalah amanah yang harus di emban dengan hati-hti dan bijaksana, bukan di nikmati sesukanya” harap imam

Kami meminta rektor agar lebih bijaksana menyahuti permasahan yang muncul di kampus ini, alangkah baiknya rektor menyelesaikan masalah internal sesama pembantunya, karena akar permasalahan ini muncul kelambanan pembantunya dalam proses perbaikan kampus ini lebih baik. Ujarnya.

Semua ada jalan keluar kalau kita mau jujur pada diri sendiri, musyawarah dengan menitik fokus apa yang dituntut oleh mahasiswa saya rasa jalan yang terbaik, tidak berbelit-belit seperti kemarennya.tandasnya

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008  

Banda Aceh-Wakil gubernur Aceh Muhammmad Nazar S.Ag, meminta kepada pihak rektorat IAIN agar setiap tahun melaporkan kepada pemerintahan Aceh kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh IAIN dalam pengembangan ilmu pengetahuan, hal itu di katakan Nazar dalam acara pembukaan dan temu ramah korps Alumni IAIN Ar-raniry, kamis 3/1

Nazar, menambahkan, pemerintah Aceh sangat serius membidangi persoalan pendidikan di Aceh saat ini, karena semasa konflik telah membuat pendidikan Aceh hancur terutama pendidikan Agama, maka ini kesempatan besar bagi kita untuk membangun negeri ini dengan baik terutama dibidang pendidikan.

Menurutnya, pemerintah Aceh bukan hanya memprogramkan bidang keguruan saja, dalam peningkatan sumber daya manusia yang lebih mantap dimasa yang akan datang, akan tetapi kita upayakan seluruh jurusan yang dibuka akan diberikan peluang yang besar untuk menyukseskan pembangunan manusia seutuhnya.

“yang penting berusaha untuk saling memberi informasi kebutuhan dilapangan, bukan hanya dijurusan keguruan saja, akan tetapi semua jurusan kita akan tampung”katanya.

Diakuinya, di Aceh saat ini 50 persen guru mengajar tidak normal, untuk itu pemerintah Aceh bersama IAIN dan Unsyiah akan memperbaiki kembali kemunduran bidang pendidikan yang kita alami.

Untuk itu, kedepan saya minta kepada IAIN setiap tahun untuk menkomunikasikan jurusan-jurusan yang di buat di IAIN, kalau bukan jurusan baru tentunya harus melihat dan memperoritaskannya, sehingga nantinya pembangunan yang berbasis iman dan taqwa bisa terpenuhi.

Ini sangat memungkinkan kalau IAIN memulai dengan segera, apalagi IAIN banyak memiliki guru besar yang mampu membantu menciptakan pembangunan yang berbasis iman taqwa sesuai dengan daerah kita yang bersyariat islam.

“IAIN harus mampu merubah strata nilai bagi mahasiswa untuk kemajuan pendidikan, dan mentranspormasikan ini kepada masyarakat luas dalam kehidupan sehari-hari, agar masyarakat kita semakin dewasa menerima perubahan ilmu, kalau ini tidak kita lakukan maka kedepan masyarakat Aceh akan lebih bodoh lagi dari sebelumnya” katanya

Kita sepakat pendidikan aceh kedepan yang lebih islami, untuk itu peran mahasiswa, dosen dan kampus lebih maju, karena aceh hari ini membutuhkan perubahan yang fundamental yang sudah menjadi misi dan visi gubernur Aceh dalam pemerintahan kami, ujarnya.

Menurut Nazar, kondisi ini menyembabkan daerah kita tertinggal karena konflik yang berkepanjangan serta tsunami menghantam daerah kita, sehingga aceh semakin parah kehidupanya, terutama di segi pendidikan.

Untuk mengatasi krisis pendidikan pemerintahan aceh, tahun depan akan menyediakan beasiswa sebesar 200 milyar untuk berbagai program jenjang pendidikan, sebagai komitmen kami dalam membangun kembali aceh yang telah hancur ini, tambahnya

Saya sangat mengharapkan bantuan dari IAIN sendiri, untuk terus berdampingi dengan kami dalam membangun Aceh ini, terutama bagi alumni yang mampu berbahasa asing untuk bisa ambil bagian melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.

Diakuinya, tahun 2007 ini cukup banyak sisa dana akibat kekurangan orang yang mampu menguasai bahasa asing, untuk kedepan mari kita cari solusinya agar lulusan IAIN bisa melanjutkan pendidikan lagi.

Saya punya keyakinan kalau pendidikan kita baik maka dalam jangka waktu 5 atu sepuluh tahun mendatang aceh ini seperti Negara tetangga kita yaitu Malaysia, apalagi saat ini cukup banyak alumni IAIN bertaburan diluar negeri. Ujarnya.

Untuk Tahun mendatang baiknya IAIN saling berkomunikasi dan koordinasi dengan pemerintahan Aceh agar permasalahan yang timbul bisa kita selesaikan secara bersama, saya juga alumni IAIN sudah berkewajiban saya untuk membantu IAIN dengan sepenuhnya. Tandasnya[]

Posted in 0 komentar Diposkan oleh kulatbulat di Thursday, May 29, 2008