Masa tugas Badan Rehablitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias hampir mendekati berakhir, berbagai upaya di ambil langkah untuk mendata segala aset dimilikinya, pemerintah Aceh sendiri sudah siap untuk menerima sejumlah aset yang terhitung triliur rupiah, akankah rakyat semakin sengasara di bawah pengelolaan pemerintah sendiri atau yang keren disebut seft Goverment sesuai dengan amanat MoU dan UUPA



Banda aceh-Pemerintah Aceh siap mengelola aset yang akan diserahkan oleh badan rehablitasi dan rekonstruksi Aceh Nias dengan baik sesuai petunjuk perundang-undangan dan mekanisme yang telah di tetapkan.

Menjelang masa berakhirnya tugas BRR Aceh-Nias, pemerintah aceh telah membentuk satuan kerja untuk mengelola sejumlah aset yang diserahkan oleh BRR, kata sekretaris Daerah Aceh Husni Bahri TOB, saat menyaksikan penyerahan aset dari BRR ke BKKBN NAD di banda aceh

Husni Bahri TOB menyelaskan, penyerahan aset BRR kepada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, merupakan tahap awal yang merupakan tindak lanjut pengalihan tugas untuk membangun kembali aceh di masa yang akan datang.

Sementara itu, kepala Badan Rehablitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias, Kuntoro Mangkusubroto, menjelaskan, ini penyerahan awal yang jumlah 8 milyar dari 40 milyar aset yang akan mengalir kepada BKKBN Aceh.

“nanti kita salurkan secara bertahap-tahap sesuai petunjuk presiden Republik Indonesia, ada sekitar aset Rp. 8,9 Triliur yang akan mengalir kepada pemerintah aceh nantinya” ujar Kuntoro Mangkusubroto, setelah menyerahkan aset pertama kepada BKKBN NAD yang disaksikan oleh BKKBN pusat Dr Sugini Syarif, MPA, serta gubernur Aceh yang diwakil Sekda Propinsi Husni Bahri TOB.
“Sejumlah Aset dalam berbagai proyek lainnya sedang kita persiapkan untuk diserahkan kepada pemerintah, sebelum masa tugas kami berakhir nantinya,” kata Kepala BRR Aceh-Nias, Kuntoro Mangkusubroto.
Kuntoro, mengharapkan aset yang telah diserahkan itu dapat dirawat dengan sebaik-baiknya, agar bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak, terutama bagi masyarakat aceh yang kena imbas tsunami, paparnya.
BRR Aceh-Nias yang dibentuk untuk menangani pembangunan kembali daerah yang terkena imbas tsunami 26 Desember 2004 di Aceh dan gempa di Nias (Sumatera Utara) itu masa tugasnya akan berakhir pada April 2009.
Kuntoro menambahkan, rumah masyarakat korban tsunami yang belum siap atau telah diterlantarkan pihak rekanan itu masih tanggung jawab BRR untuk diselesaikan sampai penerima manfaat bisa menempatinya.
“Meski masa tugas kami akan berakhir, namun proyek-proyek yang belum rampung akan diselesaikan, termasuk pekerjaan pembangunan rumah yang diterlantarkan rekanan di sejumlah daerah di Aceh. Itu semua masih tanggung jawab kami,” tambahnya.
Kuntoro menjelaskan hingga tahun ke-empat, banyak capaian rekonstruksi yang telah diselesaikan BRR di Aceh dan Nias, terutama dalam membangun kembali fasilitas umum, sekolah dan rumah warga yang hancur akibat tsunami.
Rumah korban tsunami yang terbangun hingga kini mencapai 11 ribu unit dari 130 ribu yang harus dibangun untuk korban bencana di Aceh dan Nias. Sisanya akan diteruskan oleh pemerintah daerah setempat.
Disektor ekonomi BRR telah mengalokasi anggaran yang jumlah besar dalam berbagai sektor usaha di aceh. Hingga memasuki tahun ke tiga pertumbuhan ekonomi sudah digelontorkan dana 60 triliur. Paparnya.

Kita hanya berharap, setelah kegaitan rekonstruksi berakhir nanti pertumbuhan ekonomi masyarakat aceh tetap terjaga dengan baik, sehingga investor yang masuk ke aceh tidak meragukan lagi dengan kondisi ekonomi masyarakat aceh yang mulai bangkit, paparnya.

Kuntoro, meminta kepada seluruh pihak untuk menjaga aceh ini dengan baik, karena jika kondisi masyarakat aman, kami yakin investor semakin banyak masuk ke aceh, yang penting katanya aceh harus aman dan kondisi. Itu semua kita serahkan kepada peminpin daerah, imbuhnya.

Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Saturday, June 21, 2008