Selamat Datang pemimpin Baru.

(Sunday, June 29, 2008)

pemimpin adalah amanah yang harus di jaga dengan baik, Rasulullah saat di angkay menjadi pemimpin umat manusia selalu berusaha dengan baik dalam melayani umat, begitu juga halnya dengan dinasti khalifahan yang pernah menakhodai umat pasca wafatnya yang maha agung. kini apakah pemimpin hanya semacam tradisi untuk mempertahankan status guo, kita berharap pemimpin masa kini sudi melihat di pelajaran dimasa lalu, terutama dalam hal melaksanakan umudiyah dengan sesama makhluk ciptaan tuhan yang maha kuasa.



Disela-sela pelantikan Dekan selingkungan IAIN Ar-Raniry kamis 26/6 sebuah sms masuk ke phone redaksi mengucapkan selamat datang pemimpin baru untuk IAIN, kita harap IAIN bisa berubah dari sebelumnya.

Menarik jika pesan tadi kupas untuk lebih mendalam, walaupun pesan itu jelas-jelas salah alamat, seharus nya kepada yang dilantik tadi oleh Rektor Yusny Saby, namun tidak menjadi masalah kami hanya mencoba memahami pesan singkat tersebut, apa yang dimaksud oleh pengirim selamat datang pemimpin baru di IAIN.

Seperti yang kita tahu kondisi IAIN selama ini belum berubah bila dilihat dalam bentuk fisik, karena pembangunan IAIN akan di mulai pada tahun 2009 nanti, namun usaha nan gigih dilakukan oleh rektor bersama pembantu sudah tergolong sukses dengan adanya pengiriman dosen ke canada untuk mengikuti proses pendidikan.

Usaha lain yang tidak terlihat hanya berbentuk kemajuan peningkatan sumber daya manusia para insan kampus, pengiriman dosen untuk melanjutkan sekolah sebagi upaya untuk kemajuan dimasa yang akan datang sebagai bukti IAIN siap bersaing, mengutip penyataan rektor IAIN yusny saby, saat melepaskan dosen ke canada pada gelombang ketiga.

Namun demikian, banyak pihak kecewa pemimpin selama ini, sebagai contoh akreditasi di fakultas yang ada di lingkungan IAIN tak kunjung selesai, satu satunya yang mampu memberi kontributor yaitu fakultas tarbiyah yang akhirnya senat menyetujui kembali kepercayaan kepada sang profesor Farid Wadji sebagai dekan untuk periode mendatang.

Ada yang senang adapula yang sedih, ada bahagia ada pula yang kecewa, saat proses demokrasi berlangsung, namun itu hanya sebuah proses pendewasaan bagaimana sebenarnya nurani menjawab. Kini proses itu sudah berlalu, pemimpin barupun sudah dilantik dengan penuh khimad dalam suasana yang sejuk dan sederhana.

Kini dipundak para pemimpin barupun penuh dengan tantangan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan segala persoalan yang belum tuntas hingga kini. Terutama mewujudkan akreditasi jurusan yang merupakan pokok utama dari segala persoalan muncul di IAIN ini.

Disisi lain, para dekan yang baru saja di lantik memiliki latar belakang dan pengetahuan yang berbeda, namun memiliki misi dan tujuan yang sama yaitu membangun kampus ini dengan baik dan maju dari dekan sebelumnya.

Oleh karena itu penulis bukan penyidir akibat kebobrokan kinerja di masa lalu, akan tetapi setidaknya kegagalan masa lalu menjadi pelajaran bagi pemimpin di masa yang kan datang, mengutip sebuah penyataan bukan dari mana aku mulai karangan edwars “karena pengalamanlah kita bisa maju” dan kemajuan itupun karena pengalaman”.

Dari itu penulis mengungkapkan kemajuan itu adalah suatu perbuatan, jika tidak kita lakukan kapan kemajuan itu terlihat nyata. Buktinya di IAIN hari ini, karena ketidakberanian berbuat maka tidaklah terlihat kemajuan yang diperoleh.

Maka tantangan utama oleh pemimpin baru adalah keberanian berbuat, termasuk melakukan perombakan kabinet lama yang di anggap sebagai motif kegagalan pemimpin untuk kemajuan di level fakultas dan institut.

Penulis yakin, siapapun diantara kelima dekan yang baru dilantik akan maju jika keberanian jiwa yang tak pernah ragu dalam mengambil kebijakan untuk tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Terpenting amanah dan konsep yang telah dibuat sesuai dengan nurani tidak tergoyahkan maka kemajuan akan terwujud, jika masih ragu mengambil sikap jangan pernah berharap perubahan akan terwujud di bawah pemimpin baru ini.

Faktor lain yang membuat kita mundur adalah egoisme dan kesombongan yang melekat pada diri kita selaku pemimpin, jiwa pemimpin yang baik menurut islam yaitu mendengar keluhan rakyat seperti yang pernah di praktekan oleh pemimpin adil dimasa lampau.

Dari uraian diatas penulis mengajurkan kepada pemimpin baru, untuk mewujudkan kepemimpinan yang ideal membangun konsep manageral yang baik dan mau ikut bersama untuk menumbuhkan rasa kepercayaan kepada bawahan dan menyelesaikan persoalan dengan bijaksana melalui musyawarah.


Posted in Diposkan oleh kulatbulat di Sunday, June 29, 2008